DEN: Program kilang Pertamina penting untuk ketahanan energi dan ketergantungan impor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Energi Nasional (DEN) mendukung penuh langkah PT Pertamina dalam melanjutkan program megaproyek pembangunan kilang. Langkah ini ditempuh sebagai bagian dari upaya menjaga ketahanan energi serta demi mengurangi dan menghilangkan ketergantungan atas lonjakan impor Bahan Bakar Minyak (BBM).

Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto menyampaikan, kebutuhan BBM Indonesia dalam Rencana Energi Umum Nasional (RUEN) sampai tahun 2050 sebesar 3,7 juta barel per day (bpd). "Saat ini, sebagian besar di suplai dari kilang dalam negeri. Namun sebagian masih impor sampai tahun 2024 - 2025," kata Djoko dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (9/6).

Dia memaparkan, pembangunan kilang merupakan salah satu strategi kebijakan energi jangka panjang yang disiapkan oleh pemerintah. Kementerian ESDM pun menetapkan peningkatan kapasitas kilang minyak nasional menjadi lebih dari 2 juta bpd pada tahun 2025 melalui Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Roof Refinery (GRR).


Baca Juga: Perusahaan Tiongkok bakal investasi US$ 8 miliar untuk proyek kilang di Batam

"Seandainya punya storage yang lebih besar di masa pandemi seperti ini, kita bisa menampung banyak minyak dalam negeri," ungkap Djoko.

Dia menyebut, untuk memudahkan dalam mengeksekusi program tersebut, Pemerintah telah membekali payung hukum kepada Pertamina. Selain ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 146 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Kilang Minyak di Dalam Negeri.

Editor: Anna Suci Perwitasari