Deposito Bank BCA tumbuh 18,1% di semester I, apa dampaknya terhadap kinerja?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) sampai dengan semester I 2019 mengumumkan telah berhasil menjaring dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 673,87 triliun. Deposito BCA melesat selama periode ini sehingga mengerek DPK perseroan.

Dengan begitu, DPK BCA mengalami peningkatan sebanyak 8,6% secara year on year (yoy) dari periode tahun sebelumnya Rp 620,42 triliun. Deposito BCA melesat tumbuh sebesar 18,1% secara tahunan menjadi Rp 163,46 triliun. 

Baca Juga: Naik 12,6%, laba Bank BCA (BBCA) tembus Rp 12,9 triliun di semester I 2019


Peningkatan tersebut praktis lebih tinggi dibandingkan realisasi dana murah (current account and saving account/CASA) yang hanya naik 5,9% secara yoy menjadi Rp 510,41 triliun.

Meski begitu, Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pada dasarnya untuk DPK pihaknya lebih mengandalkan CASA sebagai sumber pendanaan. Wajar saja, jika dibandingkan dengan total DPK, porsi dana murah BCA sudah mencapai 76%.

Meningkatnya deposito BCA yang cukup deras di paruh pertama tentunya berdampak pada biaya dana (cost of fund/CoF) yang meningkat. Dalam presentasi perusahaan, CoF meningkat dari 1,73% per Juni 2018 menjadi 2,02% di periode akhir Juni 2019.

Baca Juga: Biaya dana naik, laba bersih Bank Danamon (BDMN) anjlok 10% di semester I

Jahja menjelaskan, pertumbuhan deposito perseroan memang lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri yang cuma hanya tumbuh 8,8% per Mei 2019.

"Secara year to date (ytd) pun deposito kami tumbuh 8,3% sementara industri cuma 3,2% saja," tuturnya di Jakarta, Rabu (24/7).

Bank swasta terbesar ini menjelaskan, peningkatan deposito tersebut merupakan pertumbuhan organik. Sebab, BCA memang tidak pernah memberikan suku bunga special rate untuk deposito.

"Dibandingkan bank lain, kami relatif kecil sekitar 5%. Special rate bank lain bisa 6%-7%, kita malah tidak ada," terangnya.

Baca Juga: Laba BJB Syariah turun 6,5% di semester I-2019

Editor: Tendi Mahadi