Di tengah pandemi Covid-19, SiCepat catatkan pendapatan Rp 1,15 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang Hari Raya Idul Fitri 1441 H, kenaikan volume paket SiCepat Ekspres melesat mencapai 41% pada 14 Mei 2020. Di tengah pandemi covid-19, SiCepat juga telah mengantongi pendapatan sekitar Rp 1,15 triliun.

Chief Marketing Officer SiCepat Wiwin Dewi Herawati menjelaskan, layanan regular masih mendominasi layanan yang paling diminati.

"Kenaikan volume pengiriman barang jelang lebaran kira-kira 41%. Sampai dengan saat ini kami telah meraup pendapatan sekitar Rp 1,15 triliun," kata Wiwin kepada kontan.co.id, Minggu (31/5).


SiCepat juga tidak menargetkan angka yang tinggi pada periode ini, mengingat adanya penurunan daya beli di masyarakat sebagai dampak wabah Covid-19. Tetapi frekuensi transaksi belanja online tetap meningkat berkat kampanye #dirumahaja dan diberlakukannya PSBB di beberapa wilayah di Indonesia.

Baca Juga: Jelang lebaran, volume pengiriman SiCepat Ekspress meningkat

Wiwin memprediksikan, trafik logistik yang menangani retail business masih akan mengalami pertumbuhan, terutama e-commerce yang terus tumbuh. Sedangkan sektor lain menurutnya memang harus dibantu oleh pemerintah karena dampak dari pandemi ini masih akan terasa berat sampai dengan akhir tahun ini.

Wiwin memaparkan, sampai saat ini per harinya SiCepat mengirimkan sebanyak lebih dari 650.000 paket se-Indonesia, dengan jumlah pendapatan yang telah dikantongi sampai saat ini sekitar Rp 1,15 triliun.

SiCepat juga menargetkan pertumbuhan pendapatan Rp 3,6 triliun atau naik sekitar 159% sepanjang tahun ini. "Sepanjang kuartal II juga kami memproyeksikan kinerja kami di atas target yang kami harapkan," kata Wiwin.

Wiwin mengatakan, saat ini Sicepat memiliki beberapa kendala salah satunya, partner SiCepat saat ini mengalami penurunan transaksi. "bahkan ada yang 0 (zero trx)," ujar Wiwin.

Tetapi kata Wiwin, di lain pihak activation new member (partner) juga meningkat. Menurutnya, yang menurun trx partner biasanya dikarenakan komoditi yang dijual saat ini tidak menjadi pilihan masyarakat, karena masyarakat saat ini berubah behavior consumption nya, sedangkan activation meningkat karena banyaknya orang saat ini yang berjualan online dikarenakan toko offline tutup.

Editor: Yudho Winarto