KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berhasil mencatatkan penyaluran pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar Rp 265,9 triliun pada semester I-2021. Jumlah tersebut naik 5,59% dibanding periode yang sama sebelumnya sebesar Rp 251,83 triliun. Pertumbuhan tersebut berhasil mengalahkan pertumbuhan rata-rata industri perbankan nasional. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan pertumbuhan kredit industri perbankan nasional hanya tumbuh 0,45% secara
year on year (yoy) per Juni 2021. Dari sisi
bottom line, emiten bersandi
BBTN ini berhasil membukukan laba bersih Rp 920 miliar pada paruh pertama tahun ini. Perolehan tersebut naik 19,87% dari Rp 768 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Kinerja terus membaik di semester I 2021, ini rekomendasi analis untuk saham BBTN Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama menjelaskan, kenaikan kinerja BBTN tidak terlepas dari strategi manajemen yang fokus memanfaatkan momentum tren suku bunga rendah. “Selain itu, BBTN juga berhasil memanfaatkan adanya kebijakan relaksasi PPN dari pemerintah pada sektor properti untuk mendongkrak kinerjanya di paruh pertama tahun ini,” kata Okie kepada Kontan.co.id, Selasa (3/8). Adapun, segmen KPR bersubsidi berhasil mencatatkan kenaikan 11% secara yoy menjadi Rp 126,29 triliun. Perolehan tersebut tercatat berkontribusi terhadap 45% total pinjaman BBTN. Sementara untuk segmen KPR non-subsidi tumbuh 0,90% yoy menjadi Rp 80,59 triliun pada periode yang sama. Analis BRI Danareksa Sekuritas Eka Savitri dalam risetnya pada 29 Juli menuliskan, BBTN akan memiliki fleksibilitas dalam mengelola
Cost of Fund (CoF) seiring masih berlimpahnya likuiditas dan tren suku bunga rendah saat ini. Selain itu, BBTN disebut secara bertahap akan meniadakan produk tabungan mahalnya, salah satunya Tabungan Batara Prima. Para nasabah produk tersebut dialihkan ke produk tabungan BTN Investa yang memiliki tarif lebih rendah. Baca Juga:
Harga batubara masih solid, simak rekomendasi saham Harum Energy (HRUM) Tak hanya itu, pihak BBTN juga menyebut ada ruang untuk menilai kembali instrumen Term Deposit (TD) milik nasabah institusi yang jatuh tempo pada bulan Juni hingga Agustus 2021 dengan total nilai sebesar Rp 69 triliun. “Pihak manajemen akan menurunkan tingkat bunganya menjadi 3,5%, atau level yang sama dengan
counter rate saat ini. Oleh karena itu, hal tersebut seharusnya cukup untuk membuat CoF BBTN menjadi lebih rendah lagi pada tahun ini,” tulis Eka dalam risetnya.
Editor: Tendi Mahadi