Dividen berpotensi turun, saham-saham IDX High Dividend 20 masih bisa dilirik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,18% sejak awal tahun. Tapi, beberapa indeks di bursa mencatatkan kinerja yang negatif. Salah satunya indeks IDX High Dividend 20 atau IDX HIDIV20.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan Senin (22/2), IDX HIDIV20 tercatat memerah 0,72% sejak awal tahun. IDX HIDIV20 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 20 saham yang membagikan dividen tunai selama tiga tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.

Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr mengamati, melorotnya indeks IDX HIDIV20 diperberat oleh pergerakan saham-saham yang cenderung lesu seperti TLKM, UNTR, ASII, ADRO, dan INDF. Di sisi lain, penurunan yang dialami tidak terlalu dalam karena tertopang BBRI, TOWR, dan KLBF yang bergerak menguat secara year to date (ytd).


Lebih lanjut Zamzami mengungkapkan, saham-saham yang cenderung menguat sejak awal tahun kebanyakan bukan anggota IDX HIDIV20. Misalnya saja, saham-saham di sektor energi, finansial, dan material. Ini membuat kinerja indeks semakin tertekan.  

Baca Juga: Setelah IHSG menguat, berikut rekomendasi saham hari ini (23/2)

Di sisi lain, saham-saham berkapitalisasi pasar besar memang cenderung underperform secara year to date dibanding saham-saham berkapitalisasi pasar kecil dan menengah. Padahal, saham-saham yang tergabung dalam IDX HIDIV20 didominasi oleh saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo. 

Adapun Zamzami juga memperkirakan, dividend yield tahun ini juga tidak lebih baik dibanding tahun lalu. Laba berbagai perusahaan diprediksi tertekan sepanjang tahun 2020 karena pandemi Covid-19. Sehingga, dividen yang dibagikan diperkirakan lebih mini baik dari sisi nominal maupun pay out ratio

Oleh karena itu, saham-saham tersebut menjadi kurang menarik untuk jangka pendek. Bagi investor yang ingin memanfaatkan momentum pembagian dividen, disarankan untuk menunggu pengumuman dividen masing-masing emiten. Sehingga investor betul-betul bisa mempertimbangkan saham yang menarik untuk dibeli. 

Baca Juga: Wall Street: Nasdaq berakhir jatuh 2,5% karena big tech terpukul

Editor: Wahyu T.Rahmawati