Dua analis ini rekomendasikan saham-saham berikut, di tengah maraknya aksi jual asing



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan data RTI, investor asing masih mencatatkan aksi jual dengan nilai Rp 1,35 triliun di semua pasar dalam sepekan ke belakang.

Saham yang paling banyak dijual asing adalah saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), lalu PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA).

Sementara itu, saham-saham yang paling banyak dibeli asing adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).


Baca Juga: Meski jadi pemberat IHSG, analis menilai sejumlah saham ini masih prospektif

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, dana investor asing masih akan keluar selama kondisi ekonomi serta ketegangan politik yang bisa berujung pada demonstrasi masih berlanjut. 

Sebagai contoh adalah adanya isu demonstrasi yang berkaitan dengan pelantikan Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Terpilih Ma'ruf Amin. 

Bernada serupa, Kepala Riset MNC Sekuritas Thendra Chrisnanda mengatakan, aksi jual asing terus terjadi karena investor masih menanti kepastian atas perkembangan perang dagang  Amerika Serikat (AS) dan China, serta menunggu pelantikan dan pembentukan kabinet Presiden Terpilih Joko Widodo jilid II.

Baca Juga: Aturan ayam akan diperketat, begini prospek emiten poultry

Dengan melihat kemungkinan tersebut, ia memprediksi bahwa volatilitas dan dana keluar (outflow) masih akan berlanjut hingga November tahun ini.

"Potensi peningkatan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) dapat terjadi di bulan Desember ditopang oleh aksi window dressing dan menariknya valuasi beberapa saham bluechip," kata Thendra saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (17/10).

Untuk saham-saham yang masih dibeli asing, Thendra mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh ekspektasi investor terhadap solidnya pertumbuhan bisnis perusahaan-perusahaan tersebut.

Editor: Yudho Winarto