Dukung pembiayaan, perbankan mulai ramai rilis surat utang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan mulai ramai merilis surat utang kendati pandemi Covid-19 masih membayangi perekonomian. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) misalnya menerbitkan obligasi berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) dalam bentuk tier 2 subordinated bond senilai US$ 500 juta. 

“Penerbitan ini juga perkuat modal kita, lebih stabil dan tidak fluktuatif, sehingga CAR kita naik 120 bps. Hasil penerbitan utang akan digunakan untuk pembiayaan, pendanaan perseroan. Juga untuk menambah opsi investasi para pemilik modal internasional dengan berbagai instrumen,” papar Direktur Utama BNI Royke Tumilaar pada pekan lalu. 

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyebut pihaknya mendapat kelebihan permintaan hingga 4,4 kali dari total nilai yang diterbitkan. Selain itu, dana hasil penerbitan obligasi utamanya akan dipakai untuk memperkuat struktur permodalan.


Baca Juga: Bank Jatim (BJTM) putuskan bagi dividen, ini besarannya

Lantaran penerbitan surat utang ini, sesuai dengan bisnis bank (RBB) BNI dalam mendorong capital adequacy ratio (CAR) ke kisaran 17%-18%. "Modal akan terbantu dengan subdebt. Kalau tidak pakai subdebt CAR ada di kisaran 16%," katanya.

Adapun, obligasi subordinasi tier 2 tersebut merupakan penerbitan pertama yang BNI lakukan berdasarkan program Euro Medium Term Note. Lewat keputusan tersebut, BNI dapat menerbitkan surat utang secara bertahap dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya US$ 2 miliar.

Tak mau kalah, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga telah meraih dana segar senilai US$ 300 juta melalui penerbitan perdana sustainability bonds. Dana tersebut bakal digunakan untuk mendukung pembiayaan baru maupun pembiayaan kembali (refinancing) proyek berwawasan lingkungan dan sosial. 

Mandiri menyatakan sustainability bond tersebut memiliki tenor selama lima tahun dengan kupon senilai 2%. Direktur Treasury and International Banking Bank Mandiri, Panji Irawan menjelaskan surat utang ini merupakan penerbitan sustainability bond pertama Bank Mandiri. 

Baca Juga: Meski biaya pencadangan meningkat, permodalan perbankan diklaim masih kuat

Penerbitan itu merupakan bagian dari implementasi Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) yang disusun perseroan dan memenuhi standar sustainability bond guidelines dari International Capital Market Association (ICMA). 

Penerbitan obligasi itu, imbuh Panji, juga selaras dengan Association of Southeast Asian Nation (ASEAN) sustainability bond standards, green bond standards, dan social bond standards.

"Salah satu inisiatif dalam pilar sustainable banking adalah pembiayaan ke sektor-sektor berkelanjutan, seperti energi baru dan terbarukan serta pembiayaan ke proyek sosial terutama untuk segmen UMKM dan mikro, kata Panji.

Editor: Tendi Mahadi