Dunia Menahan Napas, Korea Utara Rencanakan Uji Coba Nuklir Pertama dalam Lima Tahun



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kepala pengawas nuklir PBB mengatakan, saat ini dunia tengah menahan napas setelah peringatan bahwa Korea Utara mungkin akan memicu uji coba nuklir ketujuh.

Melansir The Telegraph, Rafael Grossi, direktur jenderal Badan Energi Atom Internasional, mengatakan uji coba nuklir akan menjadi konfirmasi lebih lanjut dari sebuah program yang sedang bergerak maju dengan cara yang sangat memprihatinkan.

"Semua orang menahan napas tentang ini," jelasnya saat berbicara kepada wartawan di New York pada hari Kamis (27/10/2022). 


Dia menambahkan bahwa uji coba lebih lanjut, berarti Korea Utara telah menyempurnakan persiapan dan pembangunan gudang senjata mereka.

Ketegangan meningkat tahun ini di Semenanjung Korea, di mana Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara, meluncurkan sejumlah rudal balistik yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk yang terbang di atas langit Jepang awal bulan ini.

Menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, pada hari Jumat, Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek lagi ke perairan lepas pantai timurnya. Dia menyebutnya sebagai aksi provokasi yang signifikan.

Baca Juga: Dua Korea di Ambang Perang, Mengapa Kim Jong-un Tiba-tiba Agresif?

Peluncuran terbaru datang saat Seoul dan Washington bersiap untuk menggelar latihan udara gabungan besar, yang disebut Vigilant Storm, pada minggu depan.

Negosiasi internasional mengenai perlucutan senjata nuklir Korea Utara gagal selama pertemuan puncak antara Kim dan Donald Trump, mantan presiden AS, di Hanoi pada 2019. Sejak saat itu, negosiasi kedua belah pihak masih menemukan titik buntu.

Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan sekarang percaya bahwa Pyongyang sedang meletakkan dasar untuk uji coba nuklir lainnya, yang akan menjadi yang pertama bagi rezim tersebut dalam lima tahun. Mereka bersama-sama memperingatkan minggu ini tentang "skala respons yang tak tertandingi" jika itu berlanjut.

Pada hari Kamis, Departemen Pertahanan AS memperingatkan secara terpisah dalam Strategi Pertahanan Nasionalnya bahwa serangan nuklir oleh Korea Utara akan mengakibatkan kehancuran rezimnya.

Baca Juga: Balas Surat Kim Jong Un, Presiden Xi Jinping Serukan Komunikasi, Persatuan, Kerjasama

"Tidak ada skenario di mana rezim Kim dapat menggunakan senjata nuklir dan bertahan hidup," katanya.

Dokumen itu juga mengatakan bahwa AS akan meminta pertanggungjawaban Pyongyang atas setiap transfer senjata nuklir atau bahan dan teknologi terkait kepada aktor lain.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie