Ekonom Core optimistis dampak resesi Singapura tak guncang ekonomi Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah optimistis dampak resesi Singapura tidak akan membahayakan ekonomi dalam negeri. Alasannya komponen utama produk domestik bruto (PDB) Indonesia-Singapura berbeda.

“Kita tidak perlu terlalu khawatir akan dampak resesinya Singapura,” kata Piter kepada Kontan.co.id, Rabu (15/7).

Menurut Piter, kontraksi ekonomi atau resesi selama pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19) sebenarnya merupakan kewajaran. Hal tersebut terjadi hampir di semua negara.


Baca Juga: Resesi ekonomi Singapura tidak berdampak langsung ke ekonomi Indonesia

Terutama negara-negara yang sangat bergantung kepada ekspor seperti Singapura. Dus, perlambatan ekonomi dunia langsung berdampak ke perekonomian mereka.

Sementara, perekonomian Indonesia lebih bergantung kepada konsumsi rumah tangga.  Sepemantauan Piter, selama pandemi, konsumsi mengalami penurunan tetapi tidak terlalu besar.

“Karena konsumsi khususnya barang primer masih tetap ada. Sehingga perekonomian walaupun terkontraksi tidak akan sangat dalam seperti Singapura,” ujar Piter.

Baca Juga: Neraca perdagangan surplus US$ 5,50 miliar di semester I-2020

Kendati demikian, Piter bilang Indonesia diperkirakan akan masuk dalam zona resesi pada tahun 2020. Piter meramal kontraksi ekonomi akan terjadi pada kuartal II-III 2020, bahkan bisa berlanjut ke kuartal IV-2020. Sebab, selama pandemi masih berlangsung kontraksi ekonomi sulit dielakkan.

Editor: Noverius Laoli