Ekonom: Dampak virus corona masih menekan obligasi jangka pendek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelonggaran kebijakan lockdown yang sudah dilakukan di sejumlah negara, membuat investor asing lebih bergairah. Namun, potensi pelemahan ekonomi global akibat pandemi virus corona membuat pelaku pasar lebih tertarik berinvestasi pada instrumen jangka panjang. 

Hal tersebut terlihat pada persepsi risiko investasi Indonesia. Mengutip Bloomberg, Selasa (26/5), indeks persepsi risiko investasi atau credit efault swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun turun ke 181,476. Di hari sebelumnya, CDS untuk tenor ini berada di level 184,401.

Sementara untuk Senin (25/5), level CDS Indonesia tenor 10 tahun justru juga terlihat turun ke 249,46, setelah di akhir pekan kemarin berada di 254,855.


Baca Juga: Hore, persepsi risiko investasi Indonesia mulai melandai

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan, pergerakan kedua CDS tersebut mengindikasikan investor cenderung menghindari investasi dengan jangka pendek dan menengah di Indonesia.

“Hal ini masih disebabkan oleh pandemi virus corona yang menciptakan risiko perlambatan ekonomi pada jangka pendek-menengah. Ditambah lagi pada saat yang sama risiko kredit juga meningkat,” kata dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (26/5).

Sementara terkait dengan new normal yang secara bertahap akan berlaku di Indonesia, Fikri justru menilai keputusan tersebut terburu-buru. Mengingat penyebaran virus corona di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda mereda. 

Oleh karena itu ia melihat kemungkinan pasar obligasi dalam negeri masih cenderung belum mengarah pada recovery meski situasi new normal berlaku.

Editor: Anna Suci Perwitasari