Ekonom Indef nilai merger Bank Syariah BUMN harus tepat dan terencana



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, kembali mengajukan wacana merger BUMN demi meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Ia ingin proses merger ini rampung pada Februari 2020.

Peneliti senior INDEF, Enny Sri Hartati menilai, konsolidasi perbankan BUMN harusnya sudah dilakukan sejak dahulu di Indonesia. Namun hingga saat tidak pernah direalisasikan oleh pemerintah.

Enny menganggap tidak ada yang salah dengan wacana merger yang diajukan oleh Erick Thohir. Ia melihat kondisi Indonesia saat ini maka mengharuskan proses konsolidasi  berjalan tepat dan hati-hati.


Baca Juga: DPR minta Kementerian BUMN segera gelar RUPS untuk posisi wadirut BNI

“Konsolidasi bank-bank itu kan sudah dari dulu mestinya dilakukan, tapi tidak dilakukan. Jadi satu poin itu adalah wacana yang bagus. Tapi konsolidasi ini juga perlu kecepatan dan ketepatan program karena saat ini sedang ada Pandemi Covid-19,” ujar Enny dalam keterangan tertulis pada Jumat (3/7).

Eny menilai pemerintah perlu mengkaji lebih jauh detail terkait rencana merger tersebut, karena akan mengubah kelembagaan. Merger perlu dilakukan dengan persiapan matang dan terencana. Jika konsolidasi berhasil dijalankan dengan baik dan benar, maka bank-bank BUMN juga bisa dikonsolidasi seluruhnya, tidak hanya yang syariah.

“Perubahan kelembagaan harus terencana dengan baik dan sebagainya karena menyangkut berbagai aspek, tidak hanya sekadar digabungkan. Jika proses konsolidasi dilakukan dengan benar, jangankan yang syariah, seluruh bank BUMN konvensional juga perlu berkonsolidasi, kalau tidak kita sulit untuk bertarung dengan global,” sambungnya.

Baca Juga: Pelindo III menerapkan pelayanan satu pintu di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Adapun bank-bank syariah yang rencananya akan dimerger adalah PT Bank BRI Syariah Tbk., PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah.

BSM memiliki fokus di segmen kredit korporasi, sedangkan BRI Syariah memiliki fokus pada penyaluran kredit di segmen UMKM. Kemudian BNI Syariah fokus ke consumer banking, menyasar milenial, dan international funding karena BNI memiliki sejumlah cabang di luar negeri.

Editor: Noverius Laoli