Ekonomi global lesu, sejumlah sekuritas turunkan target IHSG hingga akhir tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyeksi perlambatan ekonomi global diyakini bakal berefek pada melambatnya kinerja di perdagangan di bursa. Karenanya, sejumlah sekuritas memangkas target performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir tahun. Selain Mandiri Sekuritas, sekuritas lain seperti Oso Sekuritas, Panin Sekuritas, dan Infovesta Utama juga memangkas target IHSG akhir tahun.. 

Kepala Riset Oso Sekuritas Ike Widiawati menyatakan pihaknya merevisi target IHSG-nya menjadi  6.600 dari sebelumnya 6.800. 

“Kami melihat ada tekanan dari ancaman krisis global sehingga Oso Sekuritas merevisi target IHSG hingga akhir tahun nanti,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (10/9). 


Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga mengubah target IHSG akhir tahun. William menjelaskan di akhir tahun ini, IHSG tetap akan menguat tapi terus dibayangi resesi ekonomi Amerika Serikat sehingga ekonominya juga terhambat. 

Baca Juga: Gara-gara ekonomi global melambat, sejumlah sekuritas kompak pangkas target IHSG 2019

“Panin Sekuritas merevisi target IHSG akhir tahunnya, sebelumnya di level 6.800-7.000 menjadi 6.400-6.800,” ujarnya. 

William menyatakan sentimen global juga berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Panin Sekuritas turut memperhatikan dampak perang dagang yang menyebabkan ekonomi Indonesia stagnan di level 5%. 

Menurut William skenario pesimistisnya, IHSG akan merosot ke level 6.400-6.500 di akhir tahun ini. Kendati demikian target moderat IHSG bisa mencapai 6.600 dan optimisnya IHSG bisa sampai ke level 6.800.  Namun William melihat kondisi perekonomian global saat ini, target 6.400 yang paling mendekati. 

Kepala riset Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyatakan Infovesta juga turut merevisi target IHSG akhir tahunnya. 

“Sebelumnya Infovesta menargetkan di akhir tahun nanti IHSG mampu mencapai 6.700-6.800 namun sekarang di revisi menjadi 6.550-6.600,” jelasnya. 

Target IHSG Infovesta dipangkas setengah dari yang sebelumnya 10% menjadi 5% . Alasan terbesar revisi menurut Wawan karena adanya ketidakpastian global yang menekan pertumbuhan ekonomi baik dunia maupun domestik. 

Menurutnya penurunan IHSG ini sejalan dengan turunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di bawah 5%.  

Editor: Herlina Kartika Dewi