Ekonomi India dianggap tak mampu atasi gejolak militer dengan China



KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Belakangan ini ketegangan antara China dan India di wilayah perbatasan semakin memuncak. Pengiriman pasukan militer terus dilakukan kedua negara ke wilayah Himalaya yang menjadi sumber konflik.

Bahkan India, pada hari Rabu (2/9), mengklaim bahwa satu orang pasukannya tewas akibat serangan pasukan China. Di sisi lain, China membantah keras klaim tersebut.

Dalam konflik ini India dianggap menjadi pihak yang lemah. Wajar saja, kekuatan militer China saat ini memang lebih unggul dari India.


Kondisi perekonomian India yang sedang ada di titik terendah akibat pandemi juga membuat India mesti berpikir panjang untuk mengambil tindakan agresif di perbatasan.

Baca Juga: China: Tak ada tentara India yang tewas dalam bentrokan perbatasan terbaru

Melansir dari Global Times, PDB India anjlok 23,9% dalam tiga bulan hingga akhir Juni lalu. Penurunan ini merupakan yang terburuk sejak India mulai mencatat PDB triwulan pada tahun 1996.

Anjloknya perekonomian India ini tidak lepas dari kondisi pandemi yang sangat buruk di negara tersebut. India saat ini masih menjadi negara dengan jumlah korban terbesar ketiga di dunia.

Sayangnya, di tengah kemerosotan ekonomi ini PM Narendra Modi justru belum menunjukkan upaya untuk menutup kerugian. Sebalinya, ia justru berusaha terus meingkatkan pengeluaran, terutama di sektor pertahanan.

Baca Juga: Konflik makin panas, ini dia perbandingan kekuatan militer China dan India