Ekspor Indonesia turun 4,62% di Agustus 2020, ini penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Total nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2020 mengalami penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor pada bulan lalu sebesar US$ 13,07 miliar. 

Kepala BPS Suhariyanto pun mengatakan, bila dibandingkan dengan nilai ekspor Juli 2020, berarti nilai ekspor pada bulan lalu turun 4,62% mom. Bila dibandingkan dengan Agustus 2019 pun, nilai ekspor turun 8,36% yoy. 

“Memang nilai ekspor kita turun setelah 2 kali berturut-turut naik, yaitu pada Juni 2020 dan Juli 2020. Dan kalau dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, ini juga masih di bawah posisi Agustus 2018 dan posisi Agustus 2019,” jelas Suhariyanto, Selasa (15/9). 


Baca Juga: Neraca dagang surplus lagi, kenaikan harga komoditas ini jadi penyumbangnya

Suhariyanto pun memerinci, penurunan kinerja ekspor ini disebabkan oleh penurunan ekspor komoditas baik minyak dan gas (migas) maupun non migas pada Agustus 2020 lalu. 

Ekspor migas pada bulan Agustus 2020 tercatat sebesar US$ 610 juta atau turun 9,94% mom dari US$ 680 juta pada Juli 2020. Bila dibandingkan dengan Agustus 2019 yang sebesar US$ 840 juta pun, nilai ekspor migas tercatat turun 27,45% yoy. 

Sementara ekspor non migas pada Agustus 2020 tercatat sebesar US$ 12,46 miliar atau terkoreksi 4,35% mom dari nilai ekspor Juli 2020 yang sebesar US$ 13,02 miliar. Bila dibandingkan dengan Agustus tahun lalu yang sebesar US$ 13,42 miliar, nilai ekspor non migas turun 7,16% yoy. 

Bila dibagi berdasarkan sektornya, penurunan ekspor non migas terlihat dari penurunan seluruh sektornya.

Baca Juga: Neraca dagang Agustus 2020 tetap surplus meskipun impor naik 2,65%

Seperti sektor pertanian yang pada Agustus 2020 tercatat sebesar US$ 340 juta atau turun 2,37% mom. Meski bila dibandingkan dengan Agustus 2019 lalu, nilai ekspor pertanian masih meningkat tipis 1,04% yoy.

“Beberapa ekspor pertanian yang turun antara lain tanaman obat aromatik dan rempah-rempah, ekspor tembakau, kopi, mutiara hasil budidaya, dan lain-lain,” tambah Suhariyanto. 

Editor: Tendi Mahadi