Emiten EBT optimistis opsi pendanaan untuk proyek pembangkit energi hijau melimpah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan sejumlah lembaga keuangan internasional untuk menghentikan pembiayaan kepada proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara menimbulkan reaksi dari sejumlah emiten di sektor energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.

Asal tahu saja, The Japan Bank for International Cooperation (JBIC) menyatakan tidak lagi mendanai proyek PLTU batubara baru. Kebijakan ini sejalan dengan lembaga keuangan asal Jepang lainnya, yaitu Mizuho dan Japan’s Sumitomo Mitsui Financial Group yang telah lebih dahulu berkomitmen menghentikan pendanaan untuk proyek PLTU.

Sekretaris Perusahaan Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) Christin Soewito mengatakan, pendanaan untuk PLTU di tahun-tahun mendatang pasti akan lebih susah karena semua negara akan beralih ke EBT.


Baca Juga: Opsi pembiayaan PLTU berkurang, pemerintah ciptakan iklim investasi EBT lebih baik

“Kami lihat saja di mana India selaku penghasil batubara juga sudah mencanangkan pada tahun 2030 mereka akan 100% EBT,” jelas dia, Selasa (28/4).

Dengan demikian, ia berharap TGRA dan pengusaha EBT di Indonesia lainnya akan mendapatkan kemudahan dalam pendanaan proyek-proyek pembangkit EBT.

Selama ini, pendanaan proyek EBT yang dilakukan oleh TGRA berasal dari grup perusahaan itu sendiri. Emiten ini pun sebenarnya sudah menjajaki opsi pendanaan alternatif seperti Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT), rights issue, dan lain-lain.

“Tetapi dengan adanya pandemi virus corona, ini semua tertunda karena hampir semua calon mitra dan investor sedang menunggu,” ungkap dia.

Editor: Anna Suci Perwitasari