Emiten sektor ritel diprediksi akan menghadapi tahun yang sulit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor ritel akan dihadapkan pada kondisi yang kurang menguntungkan pada tahun 2020. Berbagai kalangan melihat perkembangan kondisi saat ini justru membuat emiten sektor ritel pada titik yang sulit.

Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian menilai prospek sektor ritel pada tahun ini sudah tidak terlalu bagus. Terlebih lagi untuk low end retailers. Sementara untuk emiten ritel yang memiliki middle up segment dinilai Robert masih memiliki potensi untuk berkembang.

“Kami melihat dari low income-nya kurang bagus, bahkan beberapa emiten growth-nya sudah melambat. Hal ini diperparah belum ada tanda-tanda atau kebijakan yang bisa meningkatkan pengeluaran kelompok low end segment,” ujar Robert kepada Kontan.co.id, Minggu (9/2).


Baca Juga: Optimisme Konsumen Turun, Saham Barang Konsumen Masih Oke

Pada tahun 2020, banyak kebijakan yang bisa berdampak menekan pengeluaran kelompok low end. Salah satunya adalah keputusan pemerintah untuk memangkas subsidi energi dan non-energi sebesar 6,6% secara year on year (yoy), di mana subsidi bahan bakar akan dipangkas 16,6% secara yoy.

“Selain soal subsidi bahan bakar, pemerintah juga berencana akan mencabut subsidi tarif listrik 900-VA. Pencabutan subsidi ini tentu imbasnya adalah naiknya harga tarif listrik di mana kelompok penggunanya adalah mid to low segments,” tambah Robert.

Berdasarkan catatan Robert, ketika pemerintah memangkas subsidi listrik pada 2015 dan 2017, single-digit same-store sales growth (SSSG), pendapatan, dan laba bersih emiten ritel mengalami penurunan. Sebab dengan pemangkasan subsidi listrik, porsi private consumption justru menurun sehingga berdampak langsung terhadap kinerja emiten ritel.

Editor: Herlina Kartika Dewi