Erdogan pecat Gubernur Bank Sentral Turki, lira langsung anjlok 16%



KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Mata uang Turki, Lira, anjlok 16% mendekati level terendah sepanjang masa. Pelemahan lira terjadi Presiden Turki Tayyip Erdogan membuat keputusan mengejutkan pada akhir pekan yakni memecat Gubernur Bank Sentral Turki yang cenderung untuk menaikkan suku bunga (hawkish).

Mengutip Reuters, jika dihitung, sejak pertengahan 2019 hingga saat ini, sudah tiga kali Erdogan memecat gubernur bank sentral. Pada akhir pekan kemarin, dia menunjuk Sahap Kavcioglu, mantan bankir dan anggota parlemen partai berkuasa, untuk menduduki jabatan tersebut.

Seorang sumber Reuters membisikkan, Kavcioglu telah berusaha untuk meredakan kekhawatiran atas aksi jual mata uang yang tajam, di mana dia mengatakan kepada CEO bank bahwa dirinya tidak merencanakan perubahan kebijakan dalam waktu dekat.


Tetapi Goldman Sachs dan bank lainnya memperkirakan nilai tukar lira dan aset Turki akan jatuh ketika pasar keuangan dibuka pada minggu ini mengingat pandangan gubernur baru yang dovish dan apa yang dipandang sebagai kerusakan terbaru pada kredibilitas bank.

Baca Juga: Erdogan dan Putin resmikan pembangunan reaktor nuklir baru di Turki

Data Reuters menunjukkan, mata uang lira melorot lebih dari 16% ke level 8,4 versus dolar pada Senin (21/3/2021) pagi, dari posisi 7,2185 pada hari Jumat. Dengan demikian, lira mendekati level terendah yang terjadi pada awal November ketika mata uang ini mencapai rekor intraday di posisi 8,58.

Para analis memperkirakan lira akan turun tajam mengingat kebijakan keras Erdogan yang menentang suku bunga tinggi dan campur tangan dalam kebijakan bank sentral. Hal ini dinilai telah membebani ekonomi negara tersebut selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Rusia siap negosiasi dengan Turki soal penjualan jet tempur Su-35 dan Su-57

Para analis juga berpendapat, perombakan terbaru dapat membalikkan langkah-langkah hawkish dan ortodoks yang diambil oleh pendahulunya Naci Agbal, sehingga bisa menekan ekonomi Turki menuju krisis neraca pembayaran karena penyangga cadangan valas yang habis.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie