Erick Thohir melawan mafia alkes, begini strateginya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai selama ini Indonesia masih cenderung memilih melakukan impor bahan baku obat-obatan dan alat kesehatan, ketimbang memproduksi sendiri dari dalam negeri. Padahal, Indonesia disebut memiliki kemampuan untuk memproduksi bahan baku obat-obatan maupun alat kesehatan. 

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinalungga mengatakan, hal tersebut lah yang membuat Erick Thohir pun beranggapan selama ini ada mafia yang membuat Indonesia terus menerus melakukan impor bahan baku obat dan alat kesehatan. 

"Kita melihat perilaku saja, lebih senang trading daripada membuat sendiri. Apakah ada keuntungannya lebih besar, kenapa sampai lama betul begitu terus enggak ada usaha buat di sini," tutur Arya, Minggu (19/4/2020). 


Baca Juga: Erick Thohir: Ada mafia besar yang buat bangsa kita sibuk impor alat kesehatan

Menurutnya, Indonesia memiliki kemampuan untuk memproduksi bahan baku obat maupun alat kesehatan. Namun, pada kenyataannya bahan baku obat dan alat kesehatan masih didominasi impor. 

"Industri farmasi alat kesehatan mencapai di atas 90% impor. Kemudian bahan baku obat pun demikian di atas 90%. Ini kondisi nyata yang dilihat Erick Thohir," ujarnya. 

Oleh karenanya untuk mengatasi hal tersebut, Erick Thohir mendorong berbagai pihak dalam negeri untuk memproduksi bahan obat dan alat kesehatan. Dengan adanya produksi dari dalam negeri, demand akan obat dan alat kesehatan diharapkan mampu terpenuhi. Sehingga, secara otomatis ketergantungan terhadap impor akan berkurang. 

Baca Juga: BKPM catat izin sektor kesehatan meningkat hingga 4.042 IOK per 14 April 2020

"Dengan kita produksi dalam negeri kan otomatis yang main trader hilang, karena dipenuhi produksi dalam negeri," katanya. 

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie