Facebook sebut hacker Iran yang usik pemilu presiden AS telah bekerja sejak 2019



KONTAN.CO.ID - LONDON. Pihak Facebook akhirnya mengungkap bahwa oknum hacker Iran yang diduga mengusik pemilu presiden AS telah mulai melancarkan aksinya sejak tahun 2019 lalu.

Facebook pada hari Selasa (27/10) waktu setempat menyampaikan bahwa hacker Iran ini menargetkan Timur Tengah. Pekan lalu Facebook mengungkap bahwa hacker ini mengirim email pesan yang mengancam kepada pemilih AS dan menyebarkan informasi palsu tentang sistem pemilu.

Dikutip dari Reuters, saat ini Facebook mengatakan telah menangguhkan satu akun palsu yang berusaha membagikan video di halaman pribadinya.


Dalam penyelidikan ditemui bahwa akun tersebut terkait dengan 20 akun lain yang tersebar di Facebook dan Instagram. Pada dasarnya, akun-akun tersebut mengungkapkan operasi disinformasi yang menargetkan negara-negara termasuk Israel dan Arab Saudi pada 2019.

Baca Juga: Bisa pecahkan rekor satu abad, 60 juta orang AS sudah berikan suara dalam pilpres

Nathaniel Gleicher, kepala kebijakan keamanan siber Facebook, mengatakan bahwa sebagian besar akun yang ditemukan tersebut memang tidak aktif, tetapi sebelumnya diketahui telah berusaha untuk menyebarkan klaim tentang dugaan pembantaian pada Kontes Lagu Eurovision tahun lalu di Israel.

Gleicher mengatakan bahwa timnya menemukan sejumlah kecil tautan teknis ke jaringan disinformasi yang sempat ditangguhkan pada bulan April lalu. Tautan tersebut memiliki kaitan dengan penyiaran negara Iran. 

Berdasarkan temuan tersebut, Facebook menduga aksi hacker ini memiliki koneksi langsung ke badan pemerintahan Iran.

Baca Juga: Jelang pemilu, dana kampanye Donald Trump semakin menipis