Faisal Basri: pejabat tak perlu membusungkan dada, tunjukkan sense of crisis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan lalu Menteri BUMN yang juga Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir menyatakan, ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan Singapura, Malaysia, dan Filipina. Mengutip blog Faisal Basri akhir pekan lalu, alasan Erick sederhana, kontraksi ekonomi di ketiga negara itu jauh lebih parah karena menerapkan lockdown.

Masih mengutip blog Faisal, menurut Erick, keputusan Presiden Joko Widodo tidak memilih kebijakan lockdown atau karantina total sebagai keputusan tepat.  Ia membandingkan kontraksi ekonomi Indonesia yang hanya 5,3% dengan kontraksi Singapura 13%, Filipina 16% dan Malaysia 17%.

Faisal menegaskan, negara-negara yang menerapkan pembatasan sosial ketat berskala nasional tentu saja mengakibatkan aktivitas perekonomian sangat merosot. "Cara itu yang paling ampuh untuk menjinakkan pandemik Covid-19 sebelum tersedia vaksin," tegas Faisal. 


Lantaran hanya menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) lokal dan diperlonggar ketika kasus terus naik, tentu masih banyak aktivitas ekonomi  terus berjalan di Indonesia. Tapi bayarannya mahal, virus kian leluasa menjalar.

Diperparah lagi,  penanganan corona di Indonesia tergolong buruk dan kapasitas sistem palayanan kesehatan kita tertinggal dibandingkan Singapura, Malaysia dan Filipina. Maka, angka kematian resmi di Indonesia akibat Covid-19 jauh lebih tinggi, yaitu 6.071 sampai akhir pekan lalu.

Faisal membandingkan, jumlah kematian di Singapura hanya 27, Malaysia 125, dan Filipina 2.600. Case fatality rate (CFR) - jumlah orang yang meninggal dibagi jumlah kasus- Indonesia jauh lebih tinggi, yaitu 4,42%. Bandingkan  dengan Singapura yang hanya 0,05%, Malaysia 1,36% dan Filipina 1,65%.

Lalu, apa Indonesia tidak ada harapan? Simak tips Faisal di halaman berikut

Editor: Ahmad Febrian