Fintech tumbuh pesat, bank getol investasi modal ventura



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan tak mau ketinggalan ambil berkah dari pesatnya tumbuh kembang teknologi finansial (fintech). Sejumlah bank besar makin giat berinvestasi di perusahaan modal ventura guna mendanai fintech.

Data yang dihimpun oleh Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) memaparkan kini setidaknya ada 272 fintech di indonesia.

Baca Juga: Selesaikan gagal bayar Jiwasraya, DPR akan panggil Erick Thohir dan manajemen


Dari jumlah tersebut, jumlah fintech pinjaman mendominasi dengan 172 perusahaan, diikuti fintech pembayaran sebanyak 72 perusahaan. Sementara OJK mencatat, per Oktober 2019 nilai penyaluran fintech telah mencapai Rp 68,00 triliun dengan pertumbuhan di atas 200% dibandingkan Desember 2018.

Ini sebab yang bikin sejumlah bank ingin berpartisipasi dalam perkembangan fintech dengan berinvestasi di modal ventura. Sebab bank tak bisa langsung membenamkan modal ke perusahaan fintech yang tak diklasifikasi sebagai lembaga jasa keuangan.

PT Bank Negara Indonesia TBK (BBNI) misalnya bakal segera memiliki entitas anak berupa perusahaan modal venturanya. General Manager Pengelola Perusahaan Anak BNI Afien Yuni Yahya bilang sebelum 2020, modal ventura milik bank berlogo angka 46 ini ditargetkan bisa resmi berdiri.

“Saat ini masih dalam proses penyiapan dokumen untuk pengajuan izin penyertaan modal ke Kementerian BUMN,” katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (4/12).

Baca Juga: Sebanyak 474 polis milik warga Korea Selatan nyangkut di Jiwasraya

Pendirian entitas anak ini disebut Afien tak membutuhkan restu via RUPSLB, sebab nilai pendirian tak material atau di bawah 20% ekuitas perseroan. BNI menyiapkan dan Rp 600 miliar untuk membentuk modal venturanya.

Pendirian modal ventura oleh BNI juga terkait dengan komitmen perseroan untuk menyetor dana ke PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), pengelola platform pembayaran digital LinkAja. BNI berkomitmen untuk menyetor modal RP 281,20 miliar atau setara 17,03% dari modal awal disetor Finarya.

Editor: Tendi Mahadi