Freeport-Tsingshan menuju kesepakatan bangun smelter 2,4 juta ton di Weda Bay



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengisyaratkan kerjasama antara PT Freeport Indonesia (PTFI) dan Tsingshan Steel untuk membangun smelter di Weda Bay, Halmahera Tengah.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto membeberkan bahwa negosiasi kerjasama masih berlangsung dan ditargetkan sudah ada keputusan pada akhir bulan depan. Dia berharap ada win win solution baik dari sisi kerjasama PTFI-Tsingshan maupun untuk memenuhi kewajiban PTFI kepada pemerintah dalam membangun smelter tembaga baru.

"Ini sedang berjalan prosesnya. Kita berharap nanti mungkin bisa mencapai kesepakatan di akhir bulan Maret. Kalau memang ini win win solution, ya tentunya ini baik untuk semua, kenapa nggak?" ujar Seto dalam pers conference yang digelar secara daring, Jumat (5/2).


Dia mengungkapkan, Freeport tertarik untuk kerjasama dengan Tsingshan lantaran perusahaan asal China itu akan membiayai sebagian investasi (capex) yang diperlukan untuk membangun smelter. Tsingshan pun disebut memiliki teknologi yang bisa menekan capex sehingga lebih efisien. Hal ini dapat mengatasi keluhan Freeport yang selama ini menggembar-gemborkan proyek smelter yang merugikan secara keekonomian.

Baca Juga: Freeport bakal tetap mengikuti arahan pemerintah terkait rencana pembangunan smelter

Dari sisi pembiayaan, Seto membeberkan bahwa Tsingshan siap untuk menanggung 92,5% biaya proyek, sedangkan 7,5% sisanya akan ditanggung oleh Freeport. Tawaran ini, tambah Seto, menggiurkan bagi pihak Freeport dibandingkan harus membangun di JIIPE Gresik, Jawa Timur dengan biaya sendiri. 

"Secara keseluruhan dari bisnis yang sekarang, pihak Freeport hanya butuh memberikan pendanaan sekiatr 7,5% dari total project cost. Jadi sangat atraktif. Kita sedang jajaki, sedang dinegosiasikan," terang Seto.

Jika kesepakatan ini terjalin, smelter tembaga yang akan dibangun di Weda Bay nantinya memiliki kapasitas input konsentrat tembaga yang lebih besar dibandingkan rencana proyek smelter di Gresik. Seto bilang, kapasitas yang akan dibangun sebanyak 2,4 juta ton dengan biaya sekitar US$ 2,5 miliar.

Sedangkan untuk kapasitas smelter Freeport di Gresik awalnya direncanakan sebesar 2 juta ton dengan investasi sekitar US$ 3 miliar. Namun belakangan, kapasitasnya dipangkas menjadi 1,7 juta ton. Sedangkan 300.000 ton lainnya ditutupi melalui pengembangan smelter tembaga eksisting di PT Smelting.

Editor: Handoyo .