Gagal mendapat hak partisipasi Blok Rokan, Chevron tetap bermitra dengan pemerintah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Analis Energi Internasional, Wood Mackenzie memprediksi Chevron akan berpikir ulang untuk tetap berinvestasi di Indonesia. Menurut pemaparan Mackenzie, Blok Rokan menjadi alasan utama dasar pertimbangan tersebut.

Analis Wood Mackenzie, Johan Utama dalam keterangan tertulisnya, Kamis (2/8) menyebutkan bahwa Blok Rokan akan diperpanjang di bawah ketentuan PSC Gross Split - bagian pendapatan produksi pemerintah disebut rata-rata 48% selama 20 tahun perpanjangan. "Dimana Pertamina akan menginvestasikan US$ 70 miliar selama masa perpanjangan," terang Johan.

Rokan PSC diketahui adalah rumah bagi ladang minyak terbesar di Indonesia yakni Minas dan Duri. Blok tersebut menghasilkan sekitar 25% dari total produksi minyak Indonesia. 


"Untuk meningkatkan pemulihan dari ladang raksasa, Chevron telah banyak berinvestasi dalam EOR uap. Memperluas program EOR ini akan menjadi kunci untuk meningkatkan produksi dan mengambil lebih banyak dari blok tersebut," urai Johan.

Selain itu Rokan juga akan melipatgandakan produksi minyak Pertamina pada tahun 2022, hal ini bakal memperkuat kendali atas aset hulu strategis Indonesia. Rokan adalah perpanjangan kontrak ke 11 yang sepenuhnya diberikan kepada NOC, sejak Offshore Mahakam pada tahun 2015.

Menurut Johan, Untuk memenuhi kebutuhan modal untuk operasi hulu yang ada dan ekstensi PSC baru, Pertamina perlu melipatgandakan belanja hulu pada tahun 2022 dari US $ 2,6 miliar yang dihabiskannya tahun lalu. 

"Tanpa Rokan, portofolio Chevron Indonesia akan difokuskan pada proyek Indonesia Deepwater Development (IDD), yang telah berjuang untuk membuat kemajuan," katanya.

Editor: Handoyo .