Gandeng fintech, perbankan agresif salurkan kredit digital



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perbankan kian agresif menggandeng perusahaan fintech untuk meningkatkan penyaluran kredit secara digital. Tak main-main, nilai kredit yang disalurkan melalui platform fintech bernilai miliaran rupiah. 

PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) misalnya, menggandeng PT Berdayakan Usaha Indonesia (Batumbu) yang merupakan fintech di sektor pembiayaan UMKM. Melalui Kerja sama ini, CIMB Niaga menyalurkan pembiayaan melalui skema channeling untuk tagihan dagang (invoice financing) dari para pelaku UMKM menggunakan platform milik Batumbu.

Setelah Batumbu, bank swasta ini masih menjajaki kerja sama dengan fintech lain tahun ini. Head of Emerging Business Banking CIMB Niaga Tony Tardjo mengatakan kolaborasi ini dapat meningkatkan pertumbuhan kredit bagi UMKM sesuai arahan pemerintah.


"Selain itu, dapat menjadi wadah untuk salih belajar antara bank dan fintech dalam meningkatkan layanan kepada pelaku  UMKM," kata Tony, Senin (4/10). 

Baca Juga: Laba CIMB Niaga Syariah naik 35% di semester I 2021

Bahkan, dapat meningkatkan efisiensi operasional karena penyaluran kredit melalui platform fintech. Kemudian bisa menjangkau nasabah-nasabah baru yang belum tersentuh pembiayaan perbankan, sehingga dapat meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. 

Tak mau kalah, PT Bank Neo Commerce Tbk juga memperluas kerja sama dengan penyelenggara fintech. Bank bersandi saham BBYB ini sudah bekerja sama dengan 15 platform fintech baik untuk kredit produktif maupun konsumtif.  

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan bilang untuk pembiayaan produktif, bank bekerja sama dengan Crowdo, Esta Kapital, Restock.id, Komunal, iGrow dan Modal Rakyat.  Sedangkan untuk pembiayaan konsumtif, bank menggandeng Finmas dan Kredito, Finplus, Danai.id, Ringan, Ivoji, Easycash dan bantusaku.

Baca Juga: Permintaan kredit menggeliat, bank bisa kembali andalkan pendapatan bunga

“Bagi kami, fintech dan startup berbasis digital adalah kolega, yang mana kami bersama membangun ekosistem digital di Indonesia untuk menjadi lebih baik,” ujar Tjandra.

Editor: Noverius Laoli