Gara-gara krisis daging babi, China cabut larangan impor unggas AS



KONTAN.CO.ID - BEIJING/WASHINGTON. Beijing mencabut larangan impor daging unggas AS pada hari Kamis (14/11) yang sudah berlangsung selama lima tahun. Ini merupakan sebuah langkah yang dikatakan Perwakilan Dagang AS akan menghasilkan pengiriman tahunan lebih dari US$ 1 miliar ke China.

Keputusan China muncul ketika dua negara ekonomi terbesar di dunia itu sedang mencoba menyelesaikan kesepakatan perdagangan terbatas fase satu.

Hal ini juga didorong oleh kurangnya pasokan daging yang belum pernah terjadi sebelumnya di Tiongkok setelah penyakit babi yang fatal, yakni demam babi Afrika, telah membuat jutaan babi mati di negara pencinta daging babi itu selama setahun terakhir.


Menurut Jim Sumner, presiden Dewan Ekspor Unggas & Telur AS, China yang merupakan  konsumen daging babi utama dunia, kemungkinan akan membeli semua jenis ayam, kalkun, dan bebek AS untuk mengimbangi kekurangan pasokan daging babi.

"Kami dalam keadaan euforia," kata Sumner. "Pada titik ini, jika ini adalah protein daging, mereka akan memakannya."

Sejak pengumuman tersebut dirilis, saham produsen unggas Amerika mengalami kenaikan. Tyson Foods naik 2,1%, Sanderson Farms naik 4,1% dan Pilgrim's Pride Corp naik 1%.

Melansir Reuters, Beijing sebelumnya melarang impor unggas dan telur AS pada Januari 2015 karena wabah flu burung AS. Menurut Departemen AS, China menutup pasar produk unggas Amerika yang bernilai US$ 500 juta pada tahun 2013.

Sumner juga bilang, Beijing juga menetapkan tarif sekitar 25% untuk unggas AS sebelum diberlakukannya larangan impor tersebut, yang sejalan dengan pajak untuk negara lain.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie