Gara-gara Unilever dan Coca Cola, harta Mark Zuckerberg lenyap Rp 102 triliun!



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sejumlah perusahaan besar dunia ramai-ramai menghentikan iklannya di Facebook, Instagram dan Twitter. Langkah itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap lantaran platform media sosial tersebut gagal mengatasi ujaran kebencian.

Unilever, Coca-Cola dan Honda pada Jumat lalu (26/6) telah mengumumkan akan menarik iklannya dari ketiga sosial media itu. Langkah tersebut menyusul pengumuman serupa yang dilakukan oleh raksasa telekomunikasi Verizon sehari sebelumnya.

Keputusaan memboikot boikot iklan di tiga platform sosial media itu merupakan bagian bagian dari kampanye Stop Hate for Profit. Kampanye ini dimulai oleh kelompok hak sipil AS setelah kematian George Floyd yang menyerukan agar Facebook yang juga pemilik Instagram untuk melakukan lebih banyak upaya dalam menghentikan ujaran kebencian.


Unilever mengumumkan berhenti beriklan di platform-platform ini setidaknya hingga 31 Desember 2020. Produsen barang konsumsi yang punya anggaran iklan tahunan sebesar US$ 8 miliar itu mengatakan, penghentian dilakukan karena kondisi di AS saat ini sedang ramai diwarnai perpecahan atau polarisasi.

Baca Juga: Harta pendiri Facebook, Mark Zuckerberg hilang Rp 102 triliun, ada apa?

Dalam wawancara dengan The Wall Street Journal sebelumnya, Luis Di Como, Executive Vice President of Global Media Unilever mengatakan, masih banyak yang perlu dilakukan untuk menghentikan hate speech di tengah polarisasi dan pemilihan umum di AS. CNN melaporkan, Unilever merupakan pengiklan terbesar ke-30 di Facebook dengan nilai US$ 42 juta pada tahun lalu. Angka ini merupakan estimasi Pathmatics.

Tak cuma Unilever, Procter & Gamble, salah satu perusahaan barang konsumsi yang juga pengiklan terbesar Facebook dikabarkan akan menarik iklan dari platform yang menyediakan tempat bagi konten penuh kebencian dan diskriminasi.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie