Gaya Abadi Sempurna (SLIS) incar penjualan Rp 460 miliar pada tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di bidang elektronik dan perakitan kendaraan listrik, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) yakin mampu memperbaiki kinerja keuangannya pada tahun 2021.

Asal tahu saja, SLIS mengalami penurunan penjualan sebesar 10,47% (yoy) menjadi Rp 411,79 miliar pada tahun 2020. Laba bersih SLIS juga tertekan 10,15% (yoy) menjadi Rp 26,46 miliar.

Corporate Secretary SLIS Priscilla Jane Halim menyampaikan, pihaknya turut merasakan dampak dari pandemi Covid-19 yang berujung mempengaruhi kinerja perusahaan sepanjang tahun lalu. Memang, tren olahraga sepeda cenderung naik di masa pandemi.


Baca Juga: Total Bangun Persada (TOTL) kantongi kontrak sebesar Rp 89 miliar di kuartal I-2021

Namun, hal ini belum bisa menutupi kekurangan penjualan SLIS mengingat daya beli masyarakat mengalami penurunan. Alhasil, mereka lebih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan primer terlebih dahulu ketimbang membeli sepeda, termasuk sepeda listrik yang diproduksi SLIS.

Terlepas dari itu, Manajemen SLIS memandang kondisi perekonomian nasional akan tumbuh lebih baik pada tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Apalagi, program vaksinasi sudah berjalan sehingga optimisme dalam melakukan berbagai kegiatan semakin meningkat di kalangan masyarakat.

Dengan begitu, SLIS menargetkan penjualan sebesar Rp 460 miliar pada tahun ini. Di saat yang sama, perusahaan ini juga membidik kenaikan laba bersih menjadi Rp 30 miliar.

Sayangnya, pihak SLIS tidak mengungkapkan target produksi kendaraan listrik pada tahun ini. Dalam berita sebelumnya, tahun lalu SLIS mampu memproduksi kendaraan listrik yang meliputi sepeda dan motor listrik di kisaran 63.000 unit.

Baca Juga: Ini susunan direksi baru Dyandra Media International (DYAN) setelah RUPST

Yang terang, SLIS berupaya terus mengoptimalkan penetrasi penjualan produk kendaraan listriknya ke berbagai wilayah Indonesia. “Saat ini, Pulau Jawa tetap menjadi sasaran utama, namun peluang penjualan di seluruh wilayah Indonesia tetap terbuka,” ujar Priscilla.

Editor: Tendi Mahadi