Gedung Putih bersiap menghadapi wabah Covid-19 seiring menyebarnya varian Delta



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pada Kamis (11/7/2021), Gedung Putih mengatakan akan mengirim tim khusus ke titik-titik panas di seluruh Amerika Serikat untuk memerangi varian virus corona Delta yang sangat menular. Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya jumlah kasus di beberapa bagian negara di mana tingkat vaksinasi terbilang rendah.

Melansir Reuters, kampanye vaksinasi AS yang cepat telah secara dramatis mengurangi kasus Covid-19 di antara penduduk. Puncak rata-rata kasus tujuh hari yang mencapai lebih dari 250.000 kasus per hari pada Januari turun menjadi sekitar 11.000 pada pertengahan Juni.

Akan tetapi, kasus harian sejak saat itu tetap mendatar dan dalam seminggu terakhir naik sekitar 10% menjadi sekitar 12.500. Hal ini  didorong oleh peningkatan kasus di Midwest dan Tenggara di mana tingkat vaksinasi rendah dan di mana varian Delta yang sangat menular semakin menyebar.


Penasihat senior Covid-19 Gedung Putih Jeffrey Zients mengatakan kepada wartawan bahwa tim satgas lonjakan Covid-19 akan siap untuk mempercepat pasokan pengujian tambahan dan terapi ke komunitas yang mengalami peningkatan kasus Covid-19.

Baca Juga: WHO: Turnamen Euro 2020 turut andil menyebarkan Covid-19

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS Rochelle Walensky mengatakan, lebih dari 180 juta orang dan lebih dari 66% orang dewasa di Amerika Serikat telah menerima suntikan, tetapi sekitar 1.000 kabupaten masih memiliki tingkat vaksinasi di bawah 30%.

"Jelas bahwa komunitas di mana orang tetap tidak divaksinasi adalah komunitas yang tetap rentan," kata Walensky kepada Reuters.

Michael Newshel, seorang analis kesehatan untuk Evercore ISI, menulis dalam catatan analisisnya, Nevada dan Missouri sekarang memiliki tingkat infeksi Covid-19 tertinggi. Sementara, ada wabah baru-baru ini yang menyebar di negara bagian termasuk Utah, Wyoming dan Nebraska.

Baca Juga: Bank Dunia akan tingkatkan pendanaan vaksin Covid-19 menjadi US$ 20 miliar

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie