Gugat pemerintah Brasil karena hambat bisnis (4)



KONTAN.CO.ID - Talenta bisnis Rubens Ometto Silveira Mello telah teruji, meski menjalankan bisnis peninggalan sang kakek. Sempat berhadapan dengan sanak saudaranya, Rubens juga berselisih dengan pihak Pemerintah Brasil. Pemerintah memaksa etanol produksi perusahaan Rubens harus dijual dengan harga subsidi. Beruntung, hukum berpihak pada Rubens dan memenangkan perkaranya. Kini bisnis Rubens kian berkibar, setelah serangkaian ekspansi yang kerap dilakukannya.

Rubens Ometto Silveira Mello kini menjadi salah satu orang terkaya di Brasil. Forbes mengkalkulasi kekayaan pribadinya saat ini mencapai US$ 1,3 miliar. Kekayaan itu dia dapat dari Cosan Limited yang didirikan oleh kakeknya.

Sempat meninggalkan Cosan untuk berkarier di perusahaan lain, Rubens menghadapi kenyataan tak menyenangkan sekembalinya ke perusahaan keluarga itu. Dia masih kerap bertentangan dengan kepentingan pribadi dari sanak saudaranya. Meski hal ini berhasil diredam setelah ia membeli saham yang dimiliki anggota keluarga lainnya.


Namun rupanya tantangan tak cuma sampai di situ saja. Dia juga harus berhadapan dengan Pemerintah Brasil, saat akan membangun kilang etanol baru. Pemerintah mengeluarkan aturan bahwa etanol harus dijual dengan harga subsidi. Tak terima dengan hal ini, Rubens membawa kebijakan tersebut ke pengadilan karena dianggap sewenang-wenang. Keberatan Rubens akhirnya dimenangkan pengadilan, sehingga bisa menjual barang dengan margin lebih baik.

Perlahan, bisnis etanol RubensĀ  berjalan lancar. Pundi-pundi keuangan Cosan menebal, hingga memungkinkan dia melancarkan ekspansi demi memperluas pasar. Salah satu diantaranya adalah masuk ke pasar ekspor. Perlahan kontribusi dari pasar ekspor semakin gemuk. Ditambah lagi, semakin banyak negara tujuan ekspor yang berpotensi besar dapat Rubens jajaki.

Tak selamanya, semua ekspansi Rubens berjalan mulus. Upaya merangsek masuk pasar Amerika Serikat (AS) terhambat aturan pajak dan bea masuk yang tinggi. Pemerintah AS memberikan subsidi besar bagi produsen etanol lokal, yang menyebabkan produsen asing, termasuk Cosan, kesulitan memiliki daya saing.

Editor: Tri Adi