Gula darah bisa turun cepat dengan makanan ini, catat ya!



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Penyakit kencing manis atau diabetes mellitus adalah kondisi kesehatan jangka panjang yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. 

Melansir medicinenet.com, penyakit ini mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi di dalam tubuh. Makanan yang Anda makan diubah menjadi bentuk yang lebih sederhana, paling umum glukosa, di dalam tubuh. 

Ketika glukosa dalam darah meningkat, tubuh melepaskan hormon yang disebut insulin dalam darah. Insulin membawa kadar glukosa darah tinggi kembali ke tingkat normal. 


Pada diabetes, baik ada kekurangan insulin atau tubuh tidak mampu merespon insulin (resistensi insulin). Dalam salah satu kasus, ada peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah yang dikenal sebagai hiperglikemia.

Baca Juga: Inilah ciri-ciri awal diabetes tipe 2, kenali sejak dini agar tidak semakin parah

Jika Anda menderita diabetes, Anda harus memeriksakan kadar gula darah Anda secara teratur untuk memastikan kadarnya tidak terlalu rendah (kurang dari 70 mg/dL disebut hipoglikemia) atau terlalu tinggi (lebih dari 180 mg/dL). 

Tergantung pada usia Anda dan kondisi kesehatan lainnya, dokter mungkin menyarankan Anda untuk menjaga kadar gula darah Anda dalam kisaran yang mereka anggap aman dan sehat. 

Setiap kali kadar gula darah lebih dari 240 mg/dL, Anda harus memeriksa keberadaan keton dalam urin dengan menggunakan alat tes keton yang dijual bebas (OTC). Tingkat keton yang tinggi dapat menjadi tanda keadaan darurat medis yang serius yang disebut ketoasidosis diabetikum. 

Cari bantuan medis segera jika urin Anda menunjukkan adanya keton atau Anda memiliki tanda-tanda ketoasidosis, seperti napas cepat, mual dan muntah, sakit perut, sakit kepala, atau bau buah dari mulut.

Baca Juga: Jalan kaki bisa menurunkan berat badan, sudah tahu? Ini caranya

Untuk mengetahui bagaimana Anda dapat mengelola kadar gula darah tinggi di rumah, Anda perlu mengetahui apa yang dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah. 

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie