KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tubuh kita secara alami memiliki gula. Gula darah diproduksi oleh hati dan otot, tetapi kebanyakan datang dari makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat. Dilansir
Medical News Today, jumlah gula darah yang tepat bisa memberikan sel-sel dan organ tubuh energi. Namun, gula darah tinggi bisa menyebabkan hiperglikemia. Untuk menjaga kadar gula darah tetap moderat, tubuh memerlukan insulin. Insulin adalah hormon yang mengarahkan sel tubuh untuk mengambil glukosa dan menyimpannya. Jika insulin tidak cukup atau tidak berfungsi dengan optimal, gula darah akan menumpuk. Kondisi itu bisa menyebabkan kadar glukosa darah atau gula darah meningkat.
Dalam jangka panjang, kondisi tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada organ, saraf dan pembuluh darah. Menurut
Healthline, lonjakan gula darah dapat terjadi pada penderita diabetes karena tubuhnya tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.
Baca Juga: Cegah anemia dengan 5 makanan penambah hemoglobin ini Gula darah tinggi yang tidak diobati bisa berbahaya, menyebabkan kondisi serius pada penderita diabetes yang disebut ketoasidosis. Gula darah tinggi kronis meningkatkan kemungkinan komplikasi diabetes yang serius seperti penyakit jantung, kebutaan, neuropati, dan gagal ginjal. Gejala hiperglikemia biasanya dimulai ketika glukosa darah melebihi 250 mg/dL. Seseorang bisa mengalami gula darah tinggi di pagi hari, terutama bagi penderita diabetes. Gejala hiperglikemia akan semakin parah jika dibiarkan tidak terobati. Ketika seseorang memiliki gula darah tinggi, beberapa gejala yang mungkin dirasakan antara lain:
- Sakit kepala dan rasa sakit lainnya.
- Sulit konsentrasi.
- Sangat haus atau lapar.
- Kelelahan.
- Pengelihatan kabur.
- Mulut terasa kering.
- Kembung.
- Sering ingin buang air kecil.
Baca Juga: 10 Madu hitam untuk kesehatan bila dikonsumsi secara rutin Editor: Wahyu T.Rahmawati