APAKAH GULA MERAH BAIK UNTUK PENDERITA DIABETES? - Bagi banyak orang, gula aren dan gula merah kerap digunakan sebagai pemanis alternatif yang dianggap lebih sehat dibandingkan gula putih. Yang mengejutkan, bahkan ada yang menganggap gula merah lebih sehat dan baik dikonsumsi oleh penderita diabetes. Meski keduanya dihasilkan dari sumber yang sama, gula merah sering disebut-sebut sebagai alternatif gula putih yang lebih sehat dan alami. Inilah kesalahpahaman yang banyak terjadi.
Oleh karenanya, memahami perbedaan dan dampak kesehatan dari kedua gula ini sangat penting bagi penderita diabetes.
Membandingkan gula merah dan gula putih
Melansir
Vinmec.com, yuk kita memahami bagaimana perbedaan antara gula merah dan gula putih. 1.Nilai gizi Gula merah dan gula putih sama-sama dihasilkan dari gula bit atau tebu, kedua jenis ini memiliki kandungan nutrisi yang hampir sama. Gula merah biasanya dibuat dengan menambahkan molase ke gula putih olahan, yang memberikan warna lebih gelap dan menyediakan sedikit vitamin dan mineral. Dengan ukuran porsi yang sama, gula merah biasanya sedikit lebih rendah kalori dan karbohidrat dibandingkan gula putih. Gula merah juga mengandung lebih banyak kalsium, zat besi, dan kalium dibandingkan gula putih, meski kandungannya bisa diabaikan. Oleh karena itu, perbedaan kecil ini tidak memberikan manfaat atau pengaruh yang berbeda terhadap kesehatan penggunanya.
Baca Juga: Meningkatkan Kesehatan Jantung, 6 Manfaat Jus Nanas 2. Indeks glikemik
Gula merah dan gula putih sebagian besar merupakan sukrosa atau gula pasir. Pada indeks glikemik (GI), yang mengukur seberapa baik makanan tertentu dan kemampuannya meningkatkan gula darah pada skala 0 hingga 100, sukrosa mendapat skor 65. Artinya, gula merah dan gula putih sama-sama meningkatkan gula darah seperti halnya makanan cepat saji. Sebut saja seperti keripik, ubi, dan popcorn. Menjaga kadar gula darah yang sehat sangat penting bagi penderita diabetes. Oleh karena itu, pengendalian indeks GI dan asupan makanan merupakan metode optimal untuk kesehatan yang stabil.
Baca Juga: Penyebab Penyakit Trigliserida Tinggi, Gejala, dan Cara Mengobati Trigliserida Tinggi Editor: Barratut Taqiyyah Rafie