Hadapi China, Taiwan akan segera memiliki sejumlah senjata canggih ini dari AS



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Taiwan terus memperkuat kemampuan militernya dalam menghadapi potensi invansi China ke negara pulau tersebut. Salah satunya adalah dengan mendatangkan peralatan militer canggih dari Amerika Serikat (AS)

Mengutip Reuters, Selasa (27/10), kabar terbaru adalah Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui potensi penjualan 100 Sistem Pertahanan Pesisir Harpoon buatan Boeing ke Taiwan dalam kesepakatan yang memiliki nilai potensial hingga US$ 2,37 miliar, kata Pentagon, Senin (26/10).

Langkah itu dilakukan beberapa hari setelah Departemen Luar Negeri AS menyetujui potensi penjualan tiga sistem senjata lainnya ke Taiwan, termasuk sensor, rudal, dan artileri yang dapat memiliki nilai total US$ 1,8 miliar, yang memicu ancaman sanksi dari China.


China akan menjatuhkan sanksi pada Lockheed Martin, Boeing Defense, Raytheon  dan perusahaan AS lainnya yang dikatakan terlibat dalam penjualan senjata Washington ke Taiwan, juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan Senin.

Baca Juga: Hubungan kembali memanas, China jatuhkan sanksi ke perusahaan AS

"Kami menyesalkan upaya Beijing untuk membalas terhadap perusahaan AS dan asing atas penjualan mereka yang mendukung persyaratan pertahanan diri Taiwan yang sah," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus dalam sebuah pernyataan.

Pemberitahuan resmi Senin kepada Kongres oleh Departemen Luar Negeri mencakup usulan penjualan hingga 100 Harpoon Coastal Defense Systems (HCDS), yang mencakup 400 RGM-84L-4 Harpoon Block II Surface Launched Missiles untuk dijadikan sebagai rudal jelajah pertahanan pesisir.

Taiwan mengatakan penjualan senjata menunjukkan pertahanan pulau itu "sangat penting" bagi pemerintah AS.

“Menghadapi ekspansi dan provokasi militer China, Taiwan akan terus meningkatkan modernisasi kapasitas pertahanan dan mempercepat kemampuan perang asimetris,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Militer AS semakin intensif menerbangkan pesawat mata-mata di Laut China Selatan

Editor: Noverius Laoli