Harga beberapa komoditas pangan masih tinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa bulan terakhir, harga komoditas pangan belum menunjukkan penurunan. Sampai saat ini harga beberapa komoditas pangan seperti beras, daging ayam dan cabai masih tinggi.

Berdasarkan pengamatan KONTAN di pasar Bendungan Hilir, Jakarta, harga beras medium sudah mencapai lebih dari Rp 12.000 per kg, sementara harga beras premium bisa melebihi Rp 15.000 per kg.

Sementara, harga daging ayam ras dihargai Rp 28.000 - Rp 40.000 per ekor. Harga cabai rawit merah sudah mencapai Rp 50.000 per kg, cabai rawit hijau Rp 45.000 sementara harga cabai merah keriting sekitar Rp 43.000 per kg.


Hal senada pun disampaikan oleh Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri. Dia mengatakan, harga beras di pasar tradisional sudah meningkat sekitar Rp 2.000 per kg sejak menjelang natal tahun lalu.

Menurut Abdullah, peningkatan harga ini disebabkan oleh pasokan beras yang terus berkurang. "Kalau pasokannya banyak di pasar, harga otomatis menurun," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (24/1).

Menurut Abdullah, operasi pasar yang dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga beras juga kurang berhasil karena beras tersebut langsung dijual kepada konsumen. "Kalau mau jual langsung ke pedagang, jadi pedagang bisa pantau karena berhadapan langsung dengan konsumen," jelasnya.

Sementara itu, Abdullah pun mengatakan curah hujan yang tinggi menjadi penyebab harga cabai melonjak. Menurutnya, karena hujan ini kualitas cabai bisa menurun dan proses pengiriman dapat terganggu.

Dia pun mengatajan dalam seminggu terakhir harga cabai cukup melaonjak. Minggu lalu harga cabai rawit merah dan hijau masih sekitar Rp 40.000 per kg sementara harga cabai merah keriting sekitar Rp 38.000 per kg.

Abdullah mengakui, harga ayam tahun ini melonjak cukup tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lama. Padahal biasanya, menurutnya harga ayam sudah mulai menurun di saat-saat seperti ini.

Biasanya, harga ayam paling tinggi sekitar Rp 28.000 per kg. "Artinya ada kekurangn pasokan. Karena permintaan yang begitu banyak, ayam yang dipotong pun sudah seharusnya dipotong," ujarnya.

Editor: Yudho Winarto