Harga Bitcoin terjungkal ke level US$ 32.000, ini penyebabnya



KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin pada Selasa (8/6) jatuh ke titik terendah dalam lebih dari seminggu terakhir, menyusul prospek perubahan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dan pengetatan regulasi aset kripto di China.

Mengutip data CoinDesk, harga Bitcoin pada Selasa sempat menukik ke level US$ 32.449,83. Pukul 11.42 WIB, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia ini ada di US$ 32,883,09 atau turun 9,88% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.

Ini menandai kerugian harian terbesar untuk Bitcoin sejak 28 Mei di tengah tekanan jual yang dipicu sentimen bullish yang memudar.


Tekanan datang dari China atas operasi penambangan dan perdagangan kripto, di mana akun Weibo dari para pemimpin opini utama dalam crypto diblokir.

Baca Juga: Begini jawaban singkat Elon Musk, saat dituduh guncang pasar kripto

“China terus menekan kripto dengan larangan penambangan yang menghapus platform media sosial paling populer, Weibo, bersih dari akun influencer crypto,” kata Jehan Chu, Managing Partner Kenetic Capital, perusahaan investasi kripto yang berbasis di Hong Kong. 

“Ini menandakan jerat pengetatan di sekitar kript di China," ujar dia, seperti dikutip CoinDesk.

Kegelisahan jangka pendek

Pasar kripto di seluruh dunia juga goyah karena investor melihat kemungkinan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) memulai program pelonggaran kuantitatif yang meningkatkan likuiditas. 

Meskipun beberapa perusahaan investasi, termasuk Skybridge Capital dengan kepemilikan Bitcoin melebihi US$ 310 juta, mengatakan, pelonggaran kebijakan moneter AS tidak mungkin memengaruhi kripto, dengan alasan kelas aset ini memiliki ketahanan.

Baca Juga: Presiden El Salvador menginginkan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang legal

Editor: S.S. Kurniawan