Harga CPO diprediksi naik, bank dorong penyaluran kredit komoditas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan menyakini penyaluran kredit komoditas tahun ini akan tumbuh lebih baik dari tahun 2019. Pasalnya, tren harga komoditas terutama Crude Palam Oil (CPO) akan terus membaik dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun luar negeri.

PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agroniaga) misalnya menargetkan penyaluran kredit ke sektor pertanian khususnya komoditas kelapa sawit akan tumbuh lebih dengan target pertumbuhan sekitar 10%-15%.

Baca Juga: Dukung penggunaan QRIS, BRI gencar masuk Ke sektor UMKM dan transportasi


Plt. Direktur Utama BRI Agro Ebeneser Girsang memperkirakan tren harga komoditas terutama CPO yang menjadi komoditas dengan portofolio terbesar di BRI Agro diperkirakan akan terus membaik. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi peningkatan harga CPO adalah penurunan tarif impor CPO India dari Indonesia dari 50% menjadi 45%.

"Dari sisi dalam negeri, program B30 yang akan dilakukan pada tahun 2020 diprediksi akan menjadi faktor meningkatnya harga CPO karena akan mendongkrak konsumsi domestik," kata Ebeneser pada Kontan.co.id, Jumat (7/2).

Ebeneser menabahkan, ketegangan hubungan India dan Malaysia karena faktor politik yang berujung pada larangan untuk membeli minyak olahan yaitu salah satunya CPO dari malaysia tentu akan menjadi peluang yang bagus bagi Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia saat ini,

BRIAgro memperkirakan akan terjadi peningkatan permintaan komoditas CPO dari India. Oleh karena itu, penyaluran kredit CPO akan semakin meningkat sejalan dengan kenaikan permintaan dan harga tahun ini.

Baca Juga: Perbaiki portofolio bisnis, premi Jasindo terkoreksi 3,92% di 2019

Adapun pada tahun 2019, penyaluran kredit BRIAgro di sektor pertanian hanya tumbuh sebesar 4,74%. Ebeneser bilang, penyaluran kredit di sektor itu tumbuh terbatas karena mempertimbangkan beberapa faktor yaitu faktor kekeringan yang terjadi selama tahun 2019 telah mengganggu produktivitas dari berbagai komoditas agribisnis dan perseroan juga memilih lebih selektif guna menghindari kredit bermasalah.

Editor: Tendi Mahadi