Harga Emas Antam Naik di Tengah Koreksi Harga Emas Global, Begini Prospeknya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik pada Selasa (25/6). Kenaikan tersebut terjadi Ketika harga emas dunia masih mengalami tekanan. 

Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 1.368.000. Harga emas Antam ini naik Rp 8.000 dari harga yang dicetak pada Senin (24/6) yang berada di level Rp 1.360.000 per gram. 

Sedangkan berdasarkan Trading Economics, harga emas dunia turun tipis 0,04% ke level US$ 2.332 per ons troi pada Selasa (25/6) pukul 16.40 WIB. 


Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong, mengatakan, harga emas Antam naik karena menyesuaikan dengan depresiasi rupiah. Sementara harga emas internasional sendiri masih berkonsolidasi saat ini. 

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000 ke Rp 1.368.000 Per Gram, Selasa (25/6)

“Maka dari itu, pada pekan ini investor mengantisipasi rilis data ekonomi penting AS yaitu inflasi personal consumption expenditure (PCE),” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (25/6). 

Namun demikian, menurut Lukman, prospek harga emas masih tidak berubah karena didukung oleh ekspektasi meningkatnya permintaan bank-bank sentral, kekhawatiran perang dan prospek pemangkasan suku bunga. 

Selaras dengan hal ini, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan, sentimen yang membuat harga emas Antam naik karena rupiah yang masih berada dalam tren penurunan. Untuk diketahui, nilai tukar rupiah ambruk ke level paling lemah sejak April 2020.

Meskipun pada hari Selasa (25/6) rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,12% atau berada di level Rp 16.375 per dolar Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 3.000 Jadi Rp 1.360.000 Per Gram Pada Senin (24/6)

“Tetapi, saya melihat bahwa investor masih wait and see karena sedang mencari informasi terkait kapan the Fed akan menurunkan suku bunga,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (25/6). 

Ibrahim mengatakan sentimen lainnya datang dari perkembangan seputar perang dan konflik di Ukraina hingga Timur Tengah, yang masih bisa menjadi faktor penting lainnya. 

Editor: Noverius Laoli