Harga minyak fluktuasi setelah pernyataan penasehat perdagangan AS Peter Navarro



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak berfluktuasi setelah pasar dihantui oleh komentar mengejutkan dari penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengenai kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang sulit dicapai kata sepakat. 

Kekacauan yang sempat terjadi akhirnya dapat ditenangkan setelah Presiden AS Donald Trump dalam tweetnya bahwa kesepakatan perdagangan dengan Negeri Tirai Bambu tersebut sepenuhnya utuh dan dia berharap China akan terus menjalankan kesepakatan dengan ketentuan perjanjian.

Selasa (23/6) pukul 10.00 WIB, harga minyak Brent kontrak pengiriman Agustus 2020 di ICE Futures turun 7 sen, atau 0,1%, ke US$ 43,01 per barel. Sebelumnya harga minyak Brent sempat tergelincir ke US$ 42,21. 


Baca Juga: Harga minyak WTI tembus US$ 40 per barel disokong penurunan suplai

Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Agustus 2020 turun 14 sen, atau 0,3% ke US$ 40,59 per barel. Sebelumnya harga benchmark minyak AS ini turun ke level terendah US$ 39,76 per barel. 

Sedikit sentimen tentang hubungan antara AS dan China memang membawa pengaruh besar bagi harga emas hitam ini. Apalagi, hubungan kedua negara adi kuasa ini telah mencapai titik terendah dalam beberapa tahun sejak pandemi virus corona menghantam AS dengan keras. 

Presiden Trump dan pemerintahannya berulang kali menuduh Beijing tidak transparan tentang wabah itu sehingga menyebabkan kerugian besar bagi AS. 

Harga minyak memang terlihat merosot secara tiba-tiba setelah Navarro mengatakan kepada Fox News dalam sebuah wawancara bahwa kesepakatan perdagangan dengan China "berakhir". Hal ini menghubungkan penghentian sebagian kesepakatan dengan Beijing. 

Dia kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa dia "berbicara dengan kurangnya kepercayaan" pada pemerintah China, komentar itu "diambil dengan liar di luar konteks" dan kesepakatan perdagangan tetap ada.

Editor: Anna Suci Perwitasari