Harga Minyak Melonjak Karena Pasokan yang Seret Melebihi Kekhawatiran Resesi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik lebih dari 2% pada hari Jumat karena pasokan di Libya yang terhenti dan ekspektasi penutupan di Norwegia jauh lebih tinggi ketimbang ekspektasi bahwa perlambatan ekonomi dapat mengurangi permintaan.

Jumat (1/7), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup di US$ 111,63 per barel, naik 2,38% dalam sehari dan melemah 2,32% dalam sepekan. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menetap di US$ 108,43 per barel, naik 2,52% dalam sehari dan menguat 0,75% dalam sepekan.

WTI dan Brent masing-masing diperdagangkan sekitar 70% dan 77% dari volume sesi sebelumnya menjelang liburan 4 Juli AS.


Baca Juga: Berkshire Hathaway Jadi Pemegang Saham Terbesar Occidental Petroleum

Harga minyak naik pada hari Jumat meskipun rilis data industri yang menunjukkan aktivitas manufaktur AS melambat lebih dari yang diharapkan bulan lalu. Data terbaru ini menambah bukti bahwa ekonomi Paman Sam mendingin karena Federal Reserve memperketat kebijakan moneter.

Namun, pasokan minyak mentah dan bahan bakar yang rendah mendukung pasar minyak bahkan ketika pasar saham merosot dan dolar AS, yang biasanya memiliki hubungan terbalik dengan minyak mentah justru menguat.

"Kemampuan harga komoditas energi untuk membukukan kenaikan yang kuat hari ini dalam menghadapi kekuatan dolar AS yang signifikan dan pasar saham yang lemah menunjukkan beberapa fokus kembali pada pasokan minyak yang ketat," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates LLC kepada Reuters.

Baca Juga: Harga CPO Menurun, CGS CIMB Sekuritas Yakin Harga Rerata CPO Terjaga di RM 5.600

Rencana pemogokan pekerja minyak dan gas Norwegia pada 5 Juli dapat memangkas produksi minyak negara secara keseluruhan sekitar 8%, atau sekitar 320.000 barel setara minyak per hari. Penurunan pasokan ini bisa dihindari jika ada kesepakatan menit terakhir atas tuntutan upah.

Perusahaan Minyak Nasional Libya (NOC) pada hari Kamis menyatakan force majeure di pelabuhan Es Sider dan Ras Lanuf, serta ladang minyak El Fil. Force majeure masih berlaku di pelabuhan Brega dan Zueitina.

NOC menyebut, produksi turun tajam dengan ekspor harian berkisar antara 365.000 dan 409.000 barel per hari. Angka ini turun 865.000 barel per hari dibandingkan dengan produksi dalam keadaan normal.

Editor: Wahyu T.Rahmawati