KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali tahun, harga komoditas minyak mentah dunia melonjak akibat ketegangan politik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran. Harga minyak acuan AS atau west texas intermediate (WTI) sempat mendekati US$ 65 per barel, level tertinggi sejak April 2019. Volatilitas harga minyak mentah dunia kerap menjadi momok bagi neraca perdagangan Indonesia. Sebab, neraca dagang masih dihantui oleh defisit perdagangan minyak dan gas (migas) yang besar setiap tahunnya. Neraca dagang pada November lalu misalnya, mengalami kenaikan defisit menjadi US$ 1,33 miliar yang disebabkan oleh melonjaknya defisit neraca migas menjadi US$ 1,03 miliar. Secara kumulatif, defisit neraca migas sepanjang Januari-November 2019 mencapai US$ 8,31 miliar.
Harga minyak tersulut, perbaikan defisit migas kian menantang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali tahun, harga komoditas minyak mentah dunia melonjak akibat ketegangan politik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran. Harga minyak acuan AS atau west texas intermediate (WTI) sempat mendekati US$ 65 per barel, level tertinggi sejak April 2019. Volatilitas harga minyak mentah dunia kerap menjadi momok bagi neraca perdagangan Indonesia. Sebab, neraca dagang masih dihantui oleh defisit perdagangan minyak dan gas (migas) yang besar setiap tahunnya. Neraca dagang pada November lalu misalnya, mengalami kenaikan defisit menjadi US$ 1,33 miliar yang disebabkan oleh melonjaknya defisit neraca migas menjadi US$ 1,03 miliar. Secara kumulatif, defisit neraca migas sepanjang Januari-November 2019 mencapai US$ 8,31 miliar.