Harga saham melorot dan kena suspensi lagi, ini kata Arkha Jayanti Persada (ARKA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham (suspensi) PT Arkha Jayanti Persada Tbk (ARKA). Suspensi dilakukan baik di pasar reguler maupun pasar tunai mulai sesi I perdagangan Rabu (15/7) hingga pengumuman bursa lebih lanjut.

BEI memandang saham berkode ARKA itu perlu disuspen karena terjadi penurunan harga kumulatif yang signifikan. Mengutip data dari RTI Business Selasa (14/7), saham ARKA  tercatat turun hingga 6,49% ke Rp 288. Adapun koreksi yang lebih dalam juga dialami pada perdagangan Senin (13/7), hingga 6,67% ke Rp 308.

Padahal pada Jumat (10/7), ARKA telah dikenai suspensi dengan alasan yang sama, saham mengalami penurunan harga kumulatif yang signifikan. Asal tahu saja, saham ARKA menurun 5,71% ke Rp 330 pada Kamis (9/7). Koreksi lebih dalam terjadi pada dua hari perdagangan sebelumnya, hingga 6,42% pada Rabu (8/7) dan 6,50% pada Selasa (7/7).


Baca Juga: Harga turun tajam, saham Arkha Jayanti Persada (ARKA) kena suspensi lagi

Menanggapi hal ini, Direktur Utama Arkha Jayanti Persada Dwi Hartanto menjelaskan, pergerakan saham yang terus menurun dipicu bisnis ARKA yang tertekan pandemi Covid-19. Dia menjelaskan, bisnis di segmen karoseri dump truck dan komponen alat berat beriringan dengan kondisi sektor tambang.

Ketika sektor tambang tertekan pandemi Covid -19, permintaan terhadap ARKA ikut menurun. Padahal, segmen karoseri dump truck dan komponen alat berat merupakan pendapatan reguler ARKA selama ini.

Mengutip keterbukaan informasi, Selasa (14/7), ARKA hanya mampu membukukan penjualan hingga Rp 6 miliar sepanjang kuartal I 2020. Jumlah tersebut menurun 64,69% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. "Jualan kami sampai di semester ini rendah sekali, sekitar di bawah Rp 10 miliar," jelas Dwi dalam paparan publik insidentil online, Rabu (15/7).

Baca Juga: Suspensi dibuka, saham Arkha Jayanti Persada (ARKA) turun 6,67%

Padahal, segmen tersebut ditargetkan bisa berkontribusi hingga Rp 250 miliar terhadap pendapatan tahun 2020. Dwi mengakui ke depan target tersebut akan sulit tercapai, mengingat permintaan karoseri dump truck dan komponen alat berat belum akan pulih dalam waktu dekat.

Melihat kondisi sejauh ini, ARKA terdorong untuk memperkuat kerja sama pekerjaan proyek struktur baja, baik dengan pihak swasta maupun BUMN  yang mengadakan pekerjaan proyek strategis nasional. Adapun langkah ini sebenarnya telah dilakukan sejak November tahun lalu.

"Sekarang kami menjalankan projek Pertamina EP Cepu di Bojonegoro. Kebetulan di tengah pandemi Covid-19 pun proyek itu tetap berjalan karena proyek strategis nasional," ungkap Dwi lagi.

Editor: Wahyu T.Rahmawati