Harga tiga komoditas ini diprediksi atraktif pekan ini, simak rekomendasi sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki pekan kedua Februari 2021, sejumlah komoditas diyakini akan diperdagangkan dengan harga yang atraktif pekan ini, salah satunya adalah batubara.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo mencatat, berita lokal mengatakan pemerintah di sejumlah kota di China mengeluarkan insentif agar bisnis tetap beroperasi selama liburan festival Musim Semi yang akan datang. Hal ini seiring upaya untuk mengurangi intensitas perjalanan di tengah maraknya kasus corona baru-baru ini.

Kebijakan ini pun akan menyebabkan konsumsi listrik yang lebih tinggi di China, dan juga permintaan batubara yang lebih tinggi.


Di sisi lain, ekspor batubara Australia ke China akan tetap dalam tren menurun karena masalah geopolitik antara kedua nagara. Mirae Asset memperkirakan ekspor batubara Indonesia ke China akan meningkat dalam waktu dekat. Kedua faktor ini akan menjadi risiko kenaikan harga batubara global untuk pekan ini.

Baca Juga: Harga minyak mentah kompak menguat 0,8% di tengah hari ini (9/2)

“Dalam pandangan kami, PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), serta saham terkait batubara lainnya akan menarik pekan ini,” tulis Andy dalam riset, Selasa (9/2).

Harga nikel global juga diproyeksikan akan diperdagangkan lebih tinggi pekan ini, seiring dengan adanya beberapa katalis positif. Salah satunya adalah kebijakan dari beberapa pemerintah daerah di China yang menawarkan insentif untuk tetap beroperasi selama libur festival Musim Semi yang akan datang.

Mirae Asset mencatat, secara kumulatif produksi baja tahan karat (stainless steel) China setahun penuh tahun 2020 meningkat menjadi 1,05 miliar ton atau naik  5,9% YoY.

Sementara itu, harga timah dunia akan diperdagangkan secara bervariasi pekan ini. Dari sisi pasokan, persediaan timah di London Metal Exchange (LME)  turun menjadi 810 ton pada pekan lalu (5/2), dari angka pekan sebelumnya sebesar 880 ton. Mirae Asset memperkirakan bahwa persediaan timah pekan ini di LME akan lebih rendah dibandingkan pekan lalu. Hal ini kemungkinan akan menimbulkan risiko kenaikan harga timah dunia.

Namun, konsensus memperkirakan  indeks harga konsumen (IHK) China pada Januari  akan turun menjadi 0,1% YoY, dari 0,2% pada bulan lalu. Dus, secara keseluruhan, harga timah dunia akan diperdagangkan secara mixed.

Baca Juga: Harga minyak lanjutkan penguatan, Brent dan WTI cetak rekor tertinggi dalam 13 bulan

Editor: Noverius Laoli