Saham bank BUMN berguguran, ini penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berguguran pada perdagangan Rabu (2/10). Keempat saham bank pelat merah kompak jeblok secara signifikan pada penutupan perdagangan.

Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) ditutup anjlok 5,43% ke level Rp 6.525, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) jeblok 4,81%, PT Bank Rakyat Indonesia tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100) melorot 3,44%, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN, anggota indeks Kompas100) terkoreski 2,78%.

Baca Juga: DPK melandai, perbankan berbondong terbitkan surat utang


Menurut analis Kresna Sekuritas Franky Rivan, penyebab jebloknya saham-saham bank BUMN tersebut ada dua faktor. Pertama adalah adanya aksi jual di pasar global dan kedua lantaran memburuknya kualitas aset bank pelat merah. Namun bukan karena faktor pertumbuhan kredit yang masih terus melambat.

Dia bilang, jika terjadi market global sell off maka akan menimbulkan dampak signifikan terhadap penurunan saham-saham bank BUMN karena memiliki Beta yang lebih besar dibandingkan dengan bank swasta.

"Beta saham bank BUMN itu sekitar 1,5%-1,6%. Makanya saat terjadi sell off di global market, biasanya saham BUMN yang paling akan terkena. Sedangkan bank swasta Beta sahamnya kecil, seperti BBCA (anggota indeks Kompas100) misalnya hanya 0,9%," jelas Rivan pada Kontan.co.id, Rabu (2/10).

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Tertekan Perang Dagang dan Ancaman Resesi

Sementara terkait kualitas aset, Rivan melihat semakin memburuk karena kemungkinan gagal bayar (default) dan fraud dari Duniatex. Bank-bank BUMN memiliki eksposure kredit yang cukup besar ke grup perusahaan tekstil itu.

Editor: Tendi Mahadi