Hasil 16 responden Indonesia dites DNA: Tidak ada yang dinamakan manusia pribumi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tes DNA dengan 16 responden acak orang Indonesia yang dilaksanakan oleh majalah sejarah online Historia.id dalam Proyek DNA Penelusuran Leluhur Orang Indonesia Asli mengungkapkan bahwa ternyata, tidak ada yang dinamakan manusia pribumi atau asli Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Deputi Fundamental Eijkman Institute Prof Dr Herawati Aru Sudoyo pada peresmian acara pameran Asal Usul Orang Indonesia (ASOI) di Museum Nasional, Selasa (15/10/2019).

“Kalau dari sudut genetika dari data ilmiah, kalau pribumi harusnya 100% Indonesia. Tapi hasilnya, dari 16 responden semuanya bercampur (asal moyangnya), tidak ada yang 100% Indonesia. Jadi tidak ada yang bisa mengklaim pribumi asli,” kata Herawati di Museum Nasional, Selasa (15/10/2019).


Baca Juga: Mengungkap hasil tes DNA Ariel Noah: Ada gen Jepang dan Yunani

Berikut Kompas.com rangkumkan beberapa data dari responden yang mengikuti tes DNA dan dipamerkan dalam pameran ASOI yang akan digelar sampai 10 November 2019 mendatang.

1. Swastika Noorsabri

Wiraswasta asal Yogyakarta yang berkulit gelap dan bermata besar ini mengaku sebagai keturunan Jawa asli, karena kedua orangtuanya juga kelahiran Yogyakarta. Namun, hasil tes DNA menunjukkan bahwa pria yang akrab disapa Sabri ini memiliki tingkat kandungan ras Tionghoa paling tinggi di antara presentase asal moyang lainnya. “Lihat kulit saya, mata saya. Ternyata kandungan ras Chinese-nya, Tionghoanya saya jauh lebih besar daripada Grace Natalie.

Ini juga mengejutkan saya dan sekarang saya merasa lebih berhak sebagai (keturunan) Tionghoa daripada Grace Natalie,” kata dia sambil tertawa.

Baca Juga: Unik, Najwa Shihab ternyata punya DNA dari 10 nenek moyang, dari mana saja?

2. Grace Natalie

Sebaliknya, Grace Natalie yang disindir oleh Sabri, ternyata memiliki presentase gen nenek moyang paling besar dari wilayah Asia Timur. Grace juga memiliki gen yang berasal dari wilayah seperti India dan juga Afghanistan. “Ini membuktikan kita tidak bisa mengklaim bahwa kita pribumi, dan juga Indonesia itu memang bercampur-campur lalu menjadi satu bangsa bernama Indonesia, dan kita harus bangga itu,” kata Grace dalam kesempatan yang sama.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TAG: