KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tampaknya sentimen positif turut mendongkrak aset investasi di Asuransi Jiwa pada pertengahan tahun ini. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat total penempatan dana investasi industri asuransi jiwa sepanjang semester I/2021 mencapai Rp 510,5 triliun. Jika melihat data AAJI, hasil investasi menembus Rp 312,4 triliun di instrumen saham dan reksa dana (RD) pada semester I tahun ini, atau meningkat 20,4% dibanding periode sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp 259,5 triliun. Lonjakan tersebut mendorong penempatan dana di seluruh instrumen mencapai total Rp 510,5 triliun, meningkat 14,7%. Kenaikan kontribusi pada portofolio saham khususnya, disebabkan oleh kondisi pasar modal Indonesia yang semakin kondusif di semester I-2021. "Kondisi tersebut ditandai oleh membaiknya indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 22%, jika dibandingkan dengan periode sama di 2020,” kata Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon dalam konferensi pers, Selasa (14/9).
Pertumbuhan hasil investasi pun turut dirasakan para pemain industri Asuransi Jiwa, seperti BRI Life yang sampai dengan Agustus 2021, hasil investasi non-
unitlinked mencapai Rp 544 miliar, atau tumbuh 59% yoy. Sementara, untuk portofolio UL masih terkoreksi Rp 120 miliar, namun jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu yang terkoreksi sampai Rp 208 miliar.
Baca Juga: Di tengah pandemi, pendapatan premi produk unitlink masih menggemuk Untuk portofolio Non-UL, BRI Life tempatkan sesuai dengan kebijakan investasi yang disusun berdasarkan karakteristik kewajiban portofolio non-UL di BRILife. "Porsi terbesar pada SUN, kemudian di Obligasi dan Reksadana Pasar Uang. Porsi penempatan pada Reksadana Saham sangat kecil, di bawah 5%," kata Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila kepada kontan.co.id, Rabu (15/9). Ia mengaku, terus menjaga perimbangan hasil investasi pada media-media investasi yang sudah ditetapkan dalam kebijakan investasi, dan memastikan BRI Life masih bisa mendukung hasil investasi yang diharapkan dengan risiko yang terukur. Iwan juga menjelaskan, saat ini untuk portofolio investasi Non-UL BRI Life tempatkan di SUN, obligasi korporasi, dan Reksadana Pasar uang. "Sampai dengan akhir tahun kami terus mendorong untuk mengoptimalkan hasil investasi untuk mendukung pertumbuhan usaha, dengan tetap berhati-hati dalam memilih media investasi," ujar Iwan. Dalam menjaga investasi terus tumbuh sampai dengan akhir tahun, BRILife terus memonitor penerapan kebijakan investasi dalam pemilihan portofolio investasi, untuk memastikan penempatan optimal dengan risiko terukur. "Kebijakan investasi terus kami review secara berkala untuk memastikan bahwa BRI Life dapat memenuhi kewajiban kepada pemegang polis di masa yang akan datang," imbuh Iwan. Pertumbuhan hasil portofolio investasi juga masih dirasakan oleh BNI Life, dengan total Portfolio Investasi BNI Life per Agustus 2021 mencapai Rp 19,8 triliun atau naik sebesar 10% dibanding tahun lalu. Untuk hasil Investasi non unitlink adalah 105% secara YTD dari target YTD dan dari target
full year sebesar 67%.
GM of Corsec, Legal & Corcomm BNI Life Arry Herwindo mengatakan, per Agustus 2021, portfolio terbesar BNI Life adalah
fixed income sebesar 14,6 triliun (termasuk komposisi
fixed income dalam reksa dana) atau 74% dari total portfolio.
Baca Juga: Pendapatan industri asuransi jiwa melompat pada semester I "Porsi terbesar di
fixed income karena marketnya cenderung lebih stabil bila dibanding pasar saham yang cukup
volatile saat ini. Kami juga tetap menjaga asset
liability matching, untuk memenuhi kewajiban kami pada nasabah-nasabah BNI Life, oleh karena itu kami berinvestasi pada asset yang aman namun dapat memberikan
return yang optimal," ungkap Arry. Menurutnya, yang menyebabkan hasil investasi terus tumbuh di masa pandemi ini yaitu, strategi investasi dalam pemilihan aset investasi, komposisi investasi dan pemanfaatan setiap momentum untuk memperoleh keuntungan sangat penting untuk dapat terus tumbuh dalam masa pandemi ini. Pihaknya juga selalu menjaga
performance agar tetap optimal dengan tetap berpegang pada kebijakan Investasi perusahaan dan ketentuan dari regulator. Arry mengaku, untuk portofolio investasi, untuk deposito pihaknya menempatkan pada bank buku 3 & 4, sementara untuk obligasi yaitu pada obligasi dengan minimal
rating A dan saham pada LQ45/Kompas 100. "Untuk proyeksi sampai akhir tahun masih akan dipengaruhi oleh perkembangan covid-19 dan
tapering," katanya. Dalam menjaga aset investasi terus tumbuh, Arry menyebut, strateginya yaitu pilihan aset investasi yang tepat, komposisi investasi dan pemanfaatan setiap momentum untuk memperoleh keuntungan sangat penting untuk dapat terus tumbuh dalam masa pandemi ini. "Kami selalu menjaga
performance kami agar tetap optimal dengan tetap berpegang pada kebijakan Investasi perusahaan dan ketentuan dari regulator," ujar Arry.
Editor: Tendi Mahadi