Hati-hati, kebiasaan di pagi hari yang dapat memicu penyakit kanker



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kanker sudah menjadi momok di dunia kedokteran. Penyakit mematikan yang satu ini memang masih belum ada obatnya, namun kita bisa menghindarinya dengan membiasakan pola hidup sehat.

Kanker bisa disebabkan oleh banyak faktor, termasuk kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari.

Belum banyak yang tahu, kalau beberapa kebiasaan yang kita lakukan di pagi hari ada yang bisa memicu terjadinya kanker lho, girls!


Sebelum terlambat, yuk ketahui kebiasaan di pagi hari yang dapat memicu penyakit kanker. Jangan disepelekan lagi, ya!

Bangun tidur di depan TV

Seseorang yang terbiasa tertidur di depan TV atau komputer, kemudian terbangun dengan kondisi TV yang masih menyala, bisa berisiko terkena kanker.

Studi menunjukkan bahwa mengekspos tubuh di depan layar TV pada malam hari meningkatkan risiko kanker tertentu, seperti payudara dan prostat.

Penelitian ini dimuat dalam jurnal Environmental Health Perspectives.

Mengonsumsi minuman panas

WHO mengatakan kalau minuman panas seperti kopi, teh dan cokelat termasuk dalam daftar penyebab kanker.

Badan Internasional untuk Riset Kanker (IARC), terdiri dari 23 ilmuwan dari 10 negara, mengkaji sekitar 1.000 studi yang menyelidiki hubungan antara minuman dengan suhu tinggi dan potensi keterkaitannya dengan kanker.

Berdasarkan bukti yang ada, mereka menyimpulkan bahwa meminum minuman yang sangat panas dikaitkan dengan risiko kanker kerongkongan yang lebih tinggi.

Minuman panas yang dimaksud ialah yang bersuhu 65 derajat celcius.

Mengonsumsi daging yang dimasak dengan enggak tepat

Mengonsumsi daging yang dimasak dengan suhu yang tinggi banget bisa berisiko terkena kanker, terutama saat dikonsumsi di pagi hari.

Teknik masak tersebut bisa menghasilkan HCA (amina heterosiklik) dan PAH (hidrokarbon aromatik polisiklik), bahan kimia yang telah terbukti menyebabkan perubahan pada DNA yang dapat meningkatkan risiko kanker.

Penelitian pada hewan menyebabkan perkembangan tumor di payudara, usus besar, prostat, dan organ lainnya.

Editor: Yudho Winarto