KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI016 telah berakhir, Kamis (24/10) pagi. Produk yang sudah ditawarkan sejak 2 Oktober 2019 ini tak mencapai target pemerintah hingga akhir penawarannya. Hingga akhir Kamis (24/10) pukul 9.30 WIB, ORI016 terjual sebesar Rp 8,2 triliun. Hal ini menunjukkan produk yang menawarkan bunga tetap 6,8% tiap tahun ini hanya terjual 91,1% dari target indikatif pemerintah. Sebelumnya, pemerintah menargetkan ORI016 terjual Rp 9 triliun, lebih rendah dari ORI015 yang tercatat bisa mencapai penjualan Rp 23,37 triliun. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menilai, ada beberapa hal yang menyebabkan penawaran ORI016 ini belum mencapai target pemerintah. Ia menyoroti tingkat kupon yang ditawarkan oleh ORI karena menurutnya dipandang kurang menarik dibandingkan produk ritel lainnya di tengah suku bunga yang kompetitif. “Sekarang di masyarakat banyak produk-produk investasi ataupun perbankan yang rate-nya kompetitif sehingga masyarakat sebagai calon investor semakin bisa membandingkan berbagai produk tersebut,” jelas Ramdhan, hari ini.
Hingga akhir batas penjualan, ORI016 tak mencapai target pemerintah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI016 telah berakhir, Kamis (24/10) pagi. Produk yang sudah ditawarkan sejak 2 Oktober 2019 ini tak mencapai target pemerintah hingga akhir penawarannya. Hingga akhir Kamis (24/10) pukul 9.30 WIB, ORI016 terjual sebesar Rp 8,2 triliun. Hal ini menunjukkan produk yang menawarkan bunga tetap 6,8% tiap tahun ini hanya terjual 91,1% dari target indikatif pemerintah. Sebelumnya, pemerintah menargetkan ORI016 terjual Rp 9 triliun, lebih rendah dari ORI015 yang tercatat bisa mencapai penjualan Rp 23,37 triliun. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menilai, ada beberapa hal yang menyebabkan penawaran ORI016 ini belum mencapai target pemerintah. Ia menyoroti tingkat kupon yang ditawarkan oleh ORI karena menurutnya dipandang kurang menarik dibandingkan produk ritel lainnya di tengah suku bunga yang kompetitif. “Sekarang di masyarakat banyak produk-produk investasi ataupun perbankan yang rate-nya kompetitif sehingga masyarakat sebagai calon investor semakin bisa membandingkan berbagai produk tersebut,” jelas Ramdhan, hari ini.