Hingga akhir tahun 2021, perbankan syariah optimis akan terus tumbuh positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang tengah berlaku hingga hari ini berimbas pada seluruh sektor, termasuk bisnis perbankan. Meski demikian, Bank Syariah Indonesia optimistis dan tidak merevisi rencana bisnis bank (RBB) tahun ini.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk optimistis pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) pada semester dua 2021 masih akan melanjutkan tren positif sebagaimana yang terjadi pada semester sebelumnya.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi bilang bahwa sampai semester satu 2021, BSI telah menyalurkan pembiayaan hingga sebesar Rp 161,5 triliun. “Jumlah tersebut naik sekitar 11,73% dari periode yang sama pada 2020, yakni sebesar Rp 144,5 triliun,” ujar Hery kepada KONTAN, Senin (2/8) malam.


Hery menjelaskan, porsi terbesar dari angka tersebut disumbang dari segmen konsumer yang mencapai angka sebesar Rp 75 triliun, atau setara dengan 46,5% dari total pembiayaan. “Untuk mencapai target bisnis, dalam menyalurkan pembiayaan BSI fokus pada segmen konsumer yang berbasis payroll, melayani segmen wholesale dan mengembangkan UMKM,” tambahnya.

Strategi yang dilakukan BSI dalam mengerek minat masyarakat menyalurkan pembiayaan antara lain dari sisi margin pembiayaan yang kompetitif dan bersaing. Selain itu, Hery juga memaparkan terdapat beberapa pilihan margin yang diberikan dalam pembiayaan di BSI.

“Di antaranya angsuran bertingkat atau step up, maupun tetap atau single price di mana angsuran pembiayaan tetap selama masa pembiayaan. Dengan adanya pilihan ini, diharapkan nasabah dapat menyesuaikan besaran angsuran dengan cashflow keuangannya, sehingga merasa nyaman dan tidak memberatkan,” tutup Hery.

Baca Juga: BCA Syariah yakin laju pembiayaan pada semester II bisa lebih kencang

Selain itu, PT Bank BCA Syariah juga masih optimis pembiayaan kredit masih akan tumbuh di semester kedua 2021. “Sebetulnya kami lebih optimis daripada semester pertama 2021, sebelum kasus varian Delta Covid-19 meningkat signifikan. Sebelum ditetapkan PPKM, itu kami optimis sekali karena melihat indikator ekonomi Indonesia juga semua membaik. Semua kondisi membaik di triwulan kedua 2021. Sampai akhirnya kasus varian delta membuat pemerintah panik, dan memberlakukan PPKM darurat,” ujar Direktur BCA Syariah Rickyadi Widjadja kepada KONTAN, Senin (2/8).

Terkait dengan ditetapkannya PPKM, Ricky bilang ini berimbas pada ketidakpastian yang cukup tinggi khususnya di semester kedua 2021. “Karena PPKM yang kabarnya akan berakhir hari ini juga kita masih belum tahu betul, mungkin kelonggaran akan dilakukan secara bertahap. Karena jika melihat kasusnya, di DKI Jakarta memang turun tetapi di daerah lain ada yang masih mengalami kenaikan. Ini yang juga dikhawatirkan, karena di daerah-daerah itu mungkin fasilitas kesehatannya masih kurang,” tambahnya.

Sejauh ini BCA Syariah masih tetap memproyeksikan dapat mengejar ketertinggalan di triwulan keempat. Sampai Juni 2021, BCA Syariah masih tumbuh baik. “Semua indikator masih positif dan tumbuh di semester pertama 2021 secara year on year (yoy) dibandingkan Juni 2020. Bahkan dibandingkan dengan Desember 2020 pun kita masih lebih baik di Juni ini. Tapi triwulan ketiga saya agak pesimis, sekarang pun ini semakin sulit, juga kita khawatir restrukturisasi akan kembali berlanjut,” ujar Ricky.

Editor: Handoyo .