KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) mencatat sejak Januari hingga April 2020, produksi Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya mencapai 15,03 juta ton. Angka produksi ini lebih rendah sekitar 12% dibandingkan periode Januari-April 2019 yang berkisar 17,2 juta ton. "Produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu merupakan efek bawaan dari kemarau panjang tahun lalu," ujar Direktur Ekselutif Mukti Sardjono dalam keterangam tertulis, Senin (8/6).
Baca Juga: CPO Masih Diselimuti Awan Mendung, Ini Rekomendasi Saham AALI, LSIP, SIMP, dan SGRO Bila melihat produksi secara bulanan, produksi CPO dan turunannya justru meningkat sekitar 13%, dari 3,57 juta ton di Maret, menjadi 4,04 juta ton di April 2020. Mukti berharap, peningkatan produksi di April ini menjadi titik awal fase kenaikan produksi musiman di tahun 2020. Adapun, untuk ekspor CPO dan turunannya sejak Januari-April ini tercatat sebesar 10,3 juta ton lebih rendah 12,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, nilai ekspor lebih tinggi, yakni sebesar US$ 6,96 miliar dibandingkan sebelumnya yang sebesar US$ 6,37 miliar. Secara bulanan, ekspor CPO dan turunannya di bulan April mengalami penurunan 2,8%, dari 2,72 juta ton di Maret menjadi 2,65 juta ton di April. Nilai ekskpor di bulan ini pun turun 10% dari US$ 1,82 miliar menjadi 1,64 miliar. Pasalnya, harga rata-rata CPO di April mengalami penurunan menjadi US$ 516 per ton Cif Rotterdam dari rata-rata di Maret yang sebesar US$ 636 per ton Cif Rotterdam.
Bila dirinci, penurunan ekspor minyak sawit di April terjadi di ekspor refined palm oil sekitar 44.000 ton dan CPO sebesar 33.000 ton.
Baca Juga: Indonesia Siap ke Panel WTO Lawan Uni Eropa Menurut Mukti, penurunan ekspor terbesar terjadi ke Bangladesh, Afrika dan Timur Tengah karena impor yang besar ketiga negara tersebut pada bulan Maret. "Sebaliknya, ekspor ke Pakistan naik 100% menjadi 201.000 ton, disebabkan impor yang sangat rendah pada Maret, ekspor ke China naik 37% menjadi 417.000 ton, meskipun masih jauh lebih rendah dari ekspor China di April 2019 sebanyak 730.000 ton," ujar Mukti.
Editor: Noverius Laoli