HIPMI siap menjalin kerja sama dengan Garuda Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam masa pemulihan pandemi Covid-19, kecenderungan the new normal atau kondisi normal yang baru membuat beberapa industri dapat memberikan peluang usaha dengan melakukan kolaborasi, khususnya pada sektor ekonomi.

Seperti industri penerbangan, salah satunya yaitu Garuda Indonesia yang setelah merugi akibat pandemi Covid-19, maskapai penerbangan tersebut menyiapkan semua langkah optimalisasi bisnis era normal baru guna pemulihan kinerja untuk menghadapi era new normal.

Baca Juga: Meski ada IA-CEPA, SRIL belum berencana memperbesar porsi penjualan ke Australia


Kunci utama menghadapi era normal baru adalah menjaga kesinambungan dan keberlangsungan bisnis setelah non-aktif dalam waktu yang sangat lama. Salah satu langkah paling utama adalah kolaborasi.

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Mardani H. Maming mengatakan, dirinya yakin bahwa Garuda Indonesia sekarang luar biasa menghadapi permasalahan pandemi Covid-19 ini. Menurutnya, Garuda Indonesia bisa melewati permasalahannya dengan dukungan dan dibantu support para pengusaha semuanya.

"Saya sudah menyampaikan kepada Ketua Bidang Perhubungan dan BUMN BPP HIPMI apakah bisa pengurus HIPMI mendapatkan member untuk pembelian tiket pesawat Garuda Indonesia, misalnya mendapatkan harga khusus untuk anak-anak HIPMI. Sehingga, HIPMI mempunyai prestasi khusus untuk dalam member khususnya dalam pembelian tiket Garuda Indonesia," ujar Maming, dalam keterangan resminya, Jakarta (8/7).

Jika bisa, kata Maming, bagaimana caranya HIPMI bisa bekerjasama dengan Garuda Indonesia. Dan hal ini khususnya menjadi babak baru industri penerbangan dan aviasi menjadi masukan bersama.

Baca Juga: Anggota DPR Komisi XI minta pemerintah tak tergesa-gesa membubarkan OJK

Di waktu yang sama, Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia Dony Oskaria mengatakan, standar-standar yang akan menjadi suatu peluang usaha dengan penerapan New Normal, tidak sulit untuk dilakukan, misalkan hanya menambah suatu bisnis proses seperti di Garuda Indonesia yang tidak sulit seperti menambah atau menempatkan hand sanitizer.

Hal tersebut mungkin semua industri bisa melakukan, tetapi sebaik pengusaha kembali lagi yang harus dilihat adalah bagaimana kemudian dalam situasi yang berubah secara drastis ini perusahaan tetap bisa eksis.

Editor: Handoyo .